Ototekno

Startup Teknologi Iklim dan Corporate Venture Builder Bersatu Hadapi Perubahan Iklim

Wright Partners, sebuah perusahaan pengembang usaha bersama di Asia, dan Fairatmos, startup teknologi iklim di Indonesia memulai kerjasama yang bertujuan untuk meluncurkan sepuluh usaha berkelanjutan dalam tiga tahun mendatang guna mengatasi tantangan perubahan iklim di Asia Tenggara.

Kemitraan ini menggabungkan dua organisasi dengan keahlian yang saling melengkapi. Wright Partners memiliki catatan sukses dalam membangun usaha di sektor agritech, edutech, logistik, dan fintech dengan berbagai perusahaan, sementara Fairatmos memiliki keahlian khusus dalam pengurangan emisi karbon dan inovasi bisnis berkelanjutan seperti daur ulang plastik.

“Kami sangat antusias menjalin kerjasama dengan Fairatmos dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara. Bersama-sama, kami berharap dapat mendukung perusahaan dan lembaga lainnya untuk lebih memahami emisi karbon mereka dan menciptakan usaha berkelanjutan yang inovatif, yang tidak hanya akan mengurangi jejak karbon mereka sendiri, tetapi juga membantu bisnis lain untuk menjadi lebih berkelanjutan,” ujar Ziv Ragowsky, Mitra Pendiri Wright Partners dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/6/2023).

“Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya yang kami miliki, kami yakin kami dapat menciptakan usaha-usaha baru yang inovatif dan memberikan kontribusi nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim,” tambahnya.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, dengan sebagian besar emisi berasal dari deforestasi dan perubahan penggunaan lahan. Namun, Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, baik dari sektor publik maupun swasta. Indonesia telah menetapkan target Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32% hingga 43% pada tahun 2030.

Dalam sektor AFOLU (pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya) saja, terdapat target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 510-740 juta ton CO2e. Selain itu, banyak perusahaan di Indonesia dari berbagai sektor menunjukkan minat yang tinggi terhadap usaha keberlanjutan. Namun, karena sebagian besar upaya ini difokuskan pada pengurangan emisi gas rumah kaca Scope 1, 2, dan 3, keberlanjutan sering kali dianggap sebagai biaya tambahan daripada peluang pendapatan baru. Namun, Wright Partners dan Fairatmos bertujuan untuk mengubah pandangan ini.

Definisi baru yang digunakan untuk menggambarkan perspektif ini adalah Scope 4, yaitu pengurangan emisi yang terjadi melalui penggunaan produk di luar rantai nilai utama produk tersebut. Dengan kata lain, menghindari emisi melalui produk dan layanan yang lebih efisien sebagai alternatif dari yang kurang efisien. Terdapat banyak peluang Scope 4 bagi perusahaan di berbagai sektor, mulai dari perusahaan telekomunikasi yang mendukung teknologi Internet of Things (IoT) untuk pengukuran yang lebih baik, hingga perbankan yang menyediakan pembiayaan untuk investasi modal berkelanjutan. Fokus awal Wright Partners dan Fairatmos adalah pada inisiatif pengurangan karbon di Indonesia. Fokus ini diharapkan dapat membangun momentum dalam perencanaan dan penciptaan usaha-inovatif serta menjadikan Indonesia sebagai pelopor revolusi hijau.

Wright Partners dan Fairatmos telah mengambil langkah-langkah awal untuk mengintegrasikan Fairatmos ke dalam usaha-usaha Wright Partners, termasuk verifikasi dan perdagangan karbon, serta layanan kredit hijau lainnya. Salah satu contohnya adalah layanan AtmosCheck yang disediakan oleh Fairatmos, yang menggunakan teknologi remote sensing. Saat ini, Wright Partners dan Fairatmos sedang bekerja sama dalam mengembangkan metodologi untuk mengidentifikasi pengurangan emisi karbon dan dekarbonisasi logistik untuk Titip, startup yang baru diluncurkan oleh Wright Partners. Inovasi ini diperkenalkan melalui Titip, sebuah startup logistik komoditas, yang memungkinkan pelaku logistik untuk dengan mudah menghitung, melaporkan, dan mengkompensasi emisi karbon dalam setiap transaksi.

Melalui inisiatif-inisiatif lainnya, Wright Partners dan Fairatmos bekerja untuk mengidentifikasi berbagai cara mendukung keberlanjutan di berbagai sektor dan mengatasi penyebab polusi. Selain itu, baik Wright Partners maupun Fairatmos aktif dalam mendorong usaha keberlanjutan di Indonesia dan wilayah lainnya. Fairatmos berusaha untuk mengurangi jejak karbon di sektor pertanian dengan memperkenalkan sistem irigasi tetes. Labamu, startup lain dari Wright Partners, memberikan pembiayaan kepada pengumpul plastik, yang sering kali disebut sebagai anggota masyarakat yang paling rentan di sektor penting ini. Selain itu, melalui startup Farming as a Service, Wright Partners sedang mengembangkan metode untuk memberikan lebih banyak nilai tambah kepada petani padi rendah emisi, di mana banyak pilihan yang saat ini tidak mendukung komunitas petani. Wright Partners dan Fairatmos bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target NDC melalui berbagai inisiatif serupa melalui kerjasama mereka.

Inisiatif-inisiatif ini merupakan hasil kerjasama antara Wright Partners dan Fairatmos. Meskipun Indonesia masih menghadapi banyak masalah yang perlu diselesaikan, hal ini juga menawarkan peluang besar untuk membangun usaha di bidang ini, seperti pemanfaatan hutan untuk mengatasi emisi karbon, penghijauan lahan yang terdegradasi, pencegahan polusi plastik, dan lainnya, yang semuanya menawarkan peluang bagi kita untuk bersama-sama mengatasi masalah tersebut melalui keahlian Fairatmos dan kemampuan Wright Partners dalam membangun usaha.

Kami percaya bahwa melalui kerjasama ini, kami dapat mewujudkan ekonomi rendah karbon,” kata Natalia Rialucky, CEO Fairatmos. “Seperti mesin uap yang memicu revolusi industri, AtmosTech menandai dimulainya era karbon netral. Melalui kerjasama kami dengan Wright Partners, perusahaan akan lebih mudah melakukan pengurangan karbon.”

Kerjasama ini juga akan membina hubungan dengan organisasi dan pemangku kepentingan lokal untuk memastikan bahwa inisiatif keberlanjutan yang dilakukan memiliki dampak dan keberlanjutan yang signifikan. “Wright Partners bekerja secara luas dengan organisasi lokal dalam semua startup kami untuk memastikan kami menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Sebagai contoh, kami bekerja dengan kepala desa setempat di salah satu startup pertanian kami dan kepala masyarakat melalui startup lainnya. Fairatmos selalu ada untuk memastikan kami dapat memberikan dampak positif kepada organisasi lokal dan menyelesaikan masalah lingkungan yang tepat,” ungkap Ziv, Mitra Pendiri di Wright Partners. “Di Fairatmos, kami berusaha untuk selalu memberikan kontribusi kepada komunitas. Melalui teknologi, kita dapat mendorong perkembangan realitas karbon netral yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga masyarakat lokal,” tambah Ria dari Fairatmos.

Selain Fairatmos, Wright Partners juga telah bekerja sama dengan Microsoft dalam menggunakan teknologi Microsoft untuk mendorong usaha keberlanjutan pada startup yang dibangun oleh Wright Partners. Salah satu bentuk kerjasama antara Wright Partners dan Microsoft adalah melalui implementasi solusi cloud berkelanjutan. Kedua belah pihak memiliki komitmen yang kuat terhadap usaha keberlanjutan dan terus mencari solusi-solusi lainnya dalam mewujudkan usaha-usaha berkelanjutan.

Secara keseluruhan, kerjasama antara Wright Partners dan Fairatmos, serta antara Wright Partners dan Microsoft, merupakan langkah signifikan dalam perjuangan melawan perubahan iklim dan tantangan lingkungan lainnya yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan menggabungkan keahlian dan kemampuan masing-masing, kerjasama ini diharapkan dapat menciptakan usaha-usaha baru yang inovatif dan membantu membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat.

Back to top button