News

Digawangi 2 Menteri, Koalisi Indonesia Bersatu Perkuat Pemerintahan

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa memperkuat kerja-kerja pemerintahan.

Koalisi yang dibangun tiga partai, Golkar, PAN, dan PPP ini tidak akan menghambat kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo, apalagi dua ketua umumnya adalah Menteri di kabinet.

Menurutnya, sejak awal kerja sama tiga partai tersebut untuk menyukseskan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Hal inilah yang bisa membantah tudingan sejumlah pihak koalisi ini bakal menghambat kerja pemerintah.

“Koalisi ini misinya adalah menyukseskan dan melanjutkan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pak Jokowi. Jadi justru menjadi penguatan terhadap koalisi yang sudah ada di pemerintahan saat ini,” kata Qodari dalam keterangannya, Jumat (22/5/2022).

Keberadaan ketua parpol KIB dalam kabinet semakin memperkuat pemerintah karena kinerja menteri akan berbanding lurus dengan elektabilitas mereka sendiri.

Jika kinerja mereka sebagai menteri bisa maksimal, masyarakat bisa menilai positif yang berdampak pada tingginya insentif electoral terhadap ketum parpol.

“Justru kalau dia kinerjanya tidak maksimal sebagai menteri, maka itu akan memperkecil insentif politiknya,” ujar Qodari.

Pada posisi ini, kinerja menteri bakal sejalan dengan insentif elektoral yang bisa diperolehnya. Semakin bagus kinerja seorang menteri yang juga ketum parpol, semakin besar juga insentif electoral yang bisa didapatkannya dari masyarakat.

Qodari menilai munculnya tudingan negatif pada KIB karena ketiga parpol ini sangat strategis dan diperhitungkan. Banyak parpol yang masih ragu-ragu atau kesulitan menjalin koalisi dengan parpol lainnya.

“Tapi yang ditunjukkan Golkar, PAN, dan PPP seolah memagari mereka dari manuver politik instan yang tergesa-gesa. Pernyataan negatif soal KIB muncul dari PDIP karena partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri saat ini masih kesulitan untuk berkoalisi. PDIP yang bisa mengusung sendiri capres-cawapresnya tetap harus mengajak parpol Islam untuk berkoalisi,” terang Qodari.

Parpol Islam yang belum menyatakan bergabung dengan koalisi manapun tinggal PKB. Berdasar pengalaman yang lalu, PKB seringkali memutuskan koalisi menjelang akhir.

“Jadi, sulit bagi PDIP untuk menggandeng PKB,” ujarnya.

Qodari menilai PDIP juga sulit menjalin koalisi dengan PKS, Demokrat, dan Nasdem. Hanya Gerindra yang paling memungkinkan bisa berkoalisi dengan PDIP, meskipun, partai berlambang burung Garuda memajukan nama Prabowo Subianto sebagai capres.

“Saya kira PDIP sulit untuk bisa berkoalisi hari ini,” pungkas Qodari,

Back to top button