News

Gibran Disebut ‘Nepo Baby’ oleh Media Asing, Apa Artinya?


Sejak mengumumkan pencalonannya sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menghadapi badai kontroversi. Media asing menyebut istilah ‘nepo baby’ terhadap Gibran. Apa maksudnya?

Mungkin anda suka

Istilah ‘nepo baby’ muncul ketika media Timur Tengah Al Jazeera mengungkap tentang Gibran seusai debat cawapres. Menurut media yang berbasis di Qatar itu, kontroversi muncul mengiringi kemunculan Gibran termasuk tuduhan sebagai ‘bayi nepo’ dan kelanjutan politik dinasti yang telah lama menjangkiti politik Indonesia. Dalam laporan media tersebut, Gibran saat debat Cawapres berhasil menepis anggapan ‘nepo baby’ itu.

Tanpa pengalaman politik selain dua tahun menjabat sebagai wali kota Surakarta di Jawa Tengah, Gibran dituduh mengikuti jejak ayahnya – yang juga sempat menjabat sebagai wali kota Surakarta – dan tidak memiliki memiliki pengalaman yang cukup dibandingkan kandidat Cawapres pesaingnya. Pesaingnya adalah Abdul Muhaimin Iskandar, wakil ketua DPR, dan Mahfud MD, menteri yang bertanggung jawab mengoordinasikan urusan politik, hukum, dan keamanan.

Kontroversi ini makin ramai mengingat pencalonan Gibran difasilitasi oleh keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pada bulan Oktober yang melonggarkan persyaratan usia minimum bagi calon presiden dan wakil presiden. Meskipun pengadilan pada prinsipnya menjunjung batas usia minimal 40 tahun, para hakim membuat pengecualian yang memperbolehkan pejabat yang berusia minimal 35 tahun untuk mencalonkan diri jika mereka sebelumnya terpilih untuk menjabat di daerah. Ini memungkinkan Gibran menjadi pasangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelang pemilu 14 Februari.

Keputusan tersebut menimbulkan kontroversi karena Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Anwar Usman, adalah saudara ipar Jokowi. Anwar Usman pun dicopot dari jabatannya setelah komite etik Mahkamah Konstitusi menyatakan dia bersalah.

Apa Sebenarnya Arti ‘Nepo Baby’?

Istilah ‘nepo baby’ sebenarnya pertama kali muncul di industri hiburan bukan di bidang politik. Namun kini mulai sering digunakan untuk istilah-istilah di politik. Nepo adalah kependekan dari nepotisme, yaitu perlakuan istimewa terhadap sanak saudara atau perlakuan buruk terhadap orang yang bukan saudara. Nepotisme didefinisikan oleh Kamus Bahasa Inggris Collins sebagai ‘Penggunaan kekuasaan yang tidak adil untuk mendapatkan pekerjaan atau keuntungan lain bagi keluarga atau teman Anda.’

Istilah ‘nepotism baby’ populerkan pada awal 2010-an, setelah digunakan selama beberapa dekade, dan pertama kali disingkat menjadi ‘nepo baby’ pada tahun 2020. Istilah ini dipopulerkan oleh aktris Bollywood Kangana Ranaut ketika dia menggunakan kata ‘nepotisme’ untuk mengkritik Karan Johar, seorang produser film terkemuka di industri film India dalam acara bincang-bincangnya Koffee with Karan.

Istilah tersebut kemudian sering digunakan oleh anak-anak selebriti atau orang kaya untuk menggambarkan manfaat yang mereka terima karena berasal dari keluarga tersebut. Bisa saja seorang aktor, ikon fesyen, perusahaan, dan sebagainya. Orang tuanya yang selebriti sukses sangat terkenal dan memiliki koneksi dunia hiburan telah membantu mereka menjadi selebriti, atau menjadi sangat sukses dalam kariernya.

Memang ada beberapa anak secara aktif menjauhkan diri dari kepopuleran orang tuanya, ingin mengukir jalan hidup mereka berdasarkan kemampuan sendiri. Beberapa di antaranya merahasiakan hubungan keluarga mereka dari publik karena takut prestasinya diragukan jika orang mengetahui bahwa hambatan tertentu telah dihilangkan. 

Kebencian terhadap nepotisme telah menyebabkan adanya prosedur dan undang-undang yang membatasi pengaruhnya di sektor-sektor tertentu. Pada sebagian besar lamaran pekerjaan, terdapat bagian yang menanyakan apakah Anda mengenal seseorang yang bekerja di perusahaan tersebut. Atau apakah Anda mempunyai hubungan keluarga dengan seseorang yang bekerja untuk perusahaan tersebut, juga apakah Anda pernah bekerja untuk perusahaan tersebut di masa lalu. 

Pertanyaan-pertanyaan ini dirancang untuk membangun transparansi hubungan yang mungkin mempengaruhi hasil proses perekrutan. Menariknya, ada juga pepatah, “yang penting bukanlah apa yang Anda ketahui, tetapi siapa yang Anda kenal.” Hal ini yang disebut sebagai nepotisme sosial. Tampaknya kita semua menginginkan keuntungan dari semacam nepotisme.

Dr Jennifer Verdolin, ilmuwan perilaku hewan yang berspesialisasi dalam perilaku sosial mengutip Psychology Today, mengungkapkan, tentang perbandingan ‘nepo baby’ dalam kehidupan simpanse. Bagi simpanse jantan, ada keuntungan materi jika ibunya berperingkat tinggi (bayangkan status selebritas dalam masyarakat simpanse). 

Manfaat awalnya antara lain mendapatkan lebih banyak perawatan, memiliki akses terhadap makanan berkualitas lebih baik, mengurangi stres, dan memenangkan lebih banyak perdebatan melawan teman sebaya. Imbalan ini membuka jalan menuju kesuksesan di kemudian hari. Artinya, jika Anda berasal dari keluarga berpangkat tinggi, banyak hal yang akan diperoleh yang lebih baik. “Memanfaatkan status orang lain adalah hal yang diperjuangkan oleh mereka yang berpangkat lebih rendah, baik itu Anda atau simpanse,” tulis Verdolin.

Back to top button