News

Gerindra Tak Kenal Budaya ‘Bohir’, Selalu Patungan

Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengklaim pihaknya tak mengenal istilah ‘Bohir’ atau pemodal sebagaimana digaungkan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah belum lama ini. Menurutnya, Gerindra mengandalkan sistem urunan atau patungan antar elit partai baik secara nasional maupun kedaerahan.

“Kami tidak mengikuti soal fenomena bohir, karena di Gerindra memenuhi kebutuhan itu kita tanggung bersama-sama,” kata Andre usai ditemui udai diskusi bertajuk ‘Siapa Presiden dan Wapres Indonesia 2024?’ yang digelar Inilah.com, di Petra Restaurant, Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Andre menyebut, pola patungan ini sudah dilakukan Gerindra sebagaimana partainya memenangkan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI 2017 silam.  “Itu yang kita lakukan saat mas Anies maju sebagai calon Gubernur. Anggota DPRD Gerindra, seluruh Indonesia kumpulin duit untuk menangkan mas Anies. Itu budaya kita juga kita enggak pakai bohir,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa pemodal atau ‘bohir’ bakal berpeluang besar membiayai dan menyatukan berbagai partai politik dalam perhelatan Pilpres 2024.

Menurutnya, berdasarkan pengalaman berkecimpung dalam dunia politik selama 15 tahun, ia mengkritik sistem politik yang membuka ruang bagi para pemodal untuk mengutak-atik kandidasi Pilpres 2024.

Fahri mengatakan, ‘bohir’ akan bergerak pada September 2023 terhitung masuk ke dalam tahapan pendaftaran kandidat capres-cawapres yang akan berlaga di Pilpres 2024. Karena itu, dia menegaskan perlu ada aturan yang keras terkait keungan pilpres.

“Maka itu enggak akan terjadi, pengalaman saya 15 tahun mengikuti Pilpres yang menyatukan parpol itu bohir. Karena yang menyatukan mereka itu adalah pembayar. Kita tak mengatur secara rigid (tegas) keuangan pilpres. Akhirnya akan terjadi,” kata Fahri dalam acara yang sama.

Back to top button