News

Gereja Ortodoks Rusia Nobatkan Vladimir Putin sebagai ‘Pemimpin Pengusir Setan’

Gereja Ortodoks Rusia menobatkan Presiden Vladimir Putin sebagai ‘Pemimpin Pengusir Setan’. Gelar itu diberikan kepada Putin lantaran invasi Rusia ke Ukraina.

Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill menganggap operasi militer khusus Rusia ke Ukraina itu berada di jalan spiritual dan ideologis yang benar.

“Presiden Putin sedang berperang melawan manifestasi globalisme dan nama orang yang mengklaim kekuatan global akan dikaitkan dengan akhir dunia,” ujar Kirill seperti dilansir News Week.

Di awal invasi, Putin memaparkan ‘operasi militer khusus’ Rusia ke Ukraina penting dilakukan guna membasmi pengaruh gerakan NAZI (denazifikasi) di negara itu.

Namun, belakangan, Dewan Keamanan Rusia mengubah istilah ‘denazifikasi’ menjadi ‘desatanisasi’.

Asisten Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Aleksey Pavlov, menyerukan ‘desatanisasi’ di Ukraina dengan menuding ada ‘ratusan sekte’ di negara eks Uni Soviet itu yang telah meninggalkan nilai-nilai Ortodoks.

“Saya percaya bahwa, dengan berlanjutnya operasi militer khusus (invasi), semakin mendesak untuk melakukan desatanisasi Ukraina,” kata Pavlov, menurut kantor berita Rusia TASS.

Ia menganggap manifestasi ‘satanisme’ di Ukraina saat ini berbentuk ‘seruan untuk membunuh orang Rusia’. Menurutnya, seruan itu disambut baik di tingkat pemerintah.

Politikus Rusia itu juga mengatakan di Ukraina ada ratusan sekte dipertajam untuk tujuan tertentu.

“Dengan menggunakan manipulasi internet dan psikoteknologi, rezim baru mengubah Ukraina dari negara berdaulat menjadi hipersekte totaliter,” paparnya menambahkan.

Pavlov mengatakan dia sangat prihatin tentang Gereja Setan (Church of Satan) yang diduga menyebar di seluruh Ukraina.

Gereja Setan adalah salah satu agama yang terdaftar secara resmi di AS, kata Pavlov.

Ia mengatakan dia melihat manifestasi dari ‘setanisme’ dalam ‘seruan untuk membunuh orang Rusia’ dan ini disambut baik di tingkat negara.

Dia mengatakan bahwa pemerintah Ukraina memaksa warga meninggalkan nilai-nilai Ortodoks dan berupaya ‘memformat ulang’ pikiran warga agar memaksa mereka meninggalkan tradisi agama.

Pavlov juga menuding Kiev melarang nilai-nilai sejati yang dibawa oleh iman Ortodoks, Islam, dan Yudaisme.

Back to top button