News

Fakta Mengerikan Tentang Dampak Polusi Udara pada Kesehatan Jantung

Dalam wabah polusi udara yang membelenggu Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya di Indonesia, dampak jangka panjangnya tidak sekadar menimbulkan iritasi mata atau gangguan pernafasan. Sebuah penelitian dan analisis oleh dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp. J.P, FIHA, seorang pakar kardiovaskular, menunjukkan adanya hubungan antara polusi udara dengan peningkatan risiko gangguan kardiovaskular—sebuah masalah kesehatan yang sudah menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Ukuran mikroskopis dari partikel polutan PM 2.5 memungkinkannya untuk menembus pembuluh darah dan menimbulkan sumbatan. Keberadaan polutan ini juga memicu pembentukan radikal bebas yang berkontribusi pada terbentuknya plak di dinding pembuluh darah. Jika plak ini pecah, risiko terjadinya serangan jantung, stroke, dan kematian meningkat.

“Seseorang yang tinggal atau beraktivitas di perkotaan memiliki risiko yang lebih besar mengalami gangguan kardiovaskular,” kata Teuku Istia melalui keterangan tertulisnya, Jumat (8/9/2023). Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pun sejalan, menunjukkan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi ancaman serius, bahkan di Indonesia sendiri.

Sementara upaya pencegahan seringkali terlambat karena berbagai hambatan, mulai dari kurangnya kesadaran hingga keterbatasan fasilitas medis, Teuku Istia berpendapat bahwa komitmen multi-sektoral adalah kunci. “Pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat perlu bersatu padu untuk menurunkan angka risiko penyakit kardiovaskular,” tegasnya.

Kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini melalui berbagai jenis pemeriksaan—dari treadmill stress test, EKG, hingga echocardiography—sangat krusial. Tak hanya itu, teknologi penunjang dan tenaga medis yang kompeten menjadi faktor pendukung yang tidak kalah penting dalam menciptakan sebuah ekosistem kesehatan yang mampu menghadapi tantangan ini.

Dengan demikian, masalah polusi udara tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor lingkungan hidup, tetapi juga menjadi isu lintas sektoral yang mempengaruhi kesehatan publik dan beban ekonomi negara. Ini adalah peringatan bagi semua pihak untuk bergerak cepat dan efisien dalam mengatasi krisis kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh kualitas udara yang semakin menurun.

Back to top button