Kanal

Fahd Pahdepie Kritik Kesenjangan Narasi Dakwah Muhammadiyah di Medsos: Harusnya Lebih Membumi

CEO Inilah.com yang menjabat sebagai pengurus MPI Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fahd Pahdepie, memberikan kritik konstruktif terhadap pendekatan dakwah di media sosial dalam kajian bulanan PP Muhammadiyah yang berlangsung pada Jumat (22/9/2023) malam. Menurutnya, narasi dakwah digital yang ada saat ini cenderung “elastis” dan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan atau kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat.

“Kita harus menyampaikan dakwah itu sesuai dengan bahasa kaumnya. Saya melihat narasi dakwah di media sosial cenderung menarasi agung, tetapi apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau kegelisahan masyarakat?” ujar Fahd.

Fahd, yang juga berlatar belakang sebagai penulis dan praktisi di bidang komunikasi, menekankan bahwa dakwah di era digital memerlukan strategi yang lebih dari sekadar konten yang menarik secara visual atau viral. Ia menilai, ada kebutuhan untuk membangun konten yang lebih relevan dan mendalam, yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan atau kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat.

“Media sosial bukan hanya tentang videonya bagus atau alat-alatnya canggih. Lebih dari itu, kita perlu memikirkan apakah konten yang kita sajikan relevan atau tidak dengan audiensi,” tegasnya.

Kritik ini datang di tengah meningkatnya kebutuhan spiritual di masyarakat, seiring dengan peningkatan ekonomi dan perubahan gaya hidup. Fahd Pahdepie mengusulkan agar organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah, lebih proaktif dalam menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan melalui dakwah di media sosial. 

Ia juga menyoroti isu-isu seperti pornografi dan judi online menjadi tantangan tersendiri yang perlu dijawab oleh organisasi keagamaan dalam dakwahnya. Untuk itu Fahd mengusulkan perubahan dalam pendekatan dakwah, termasuk pilihan tema dan bahasa, untuk menjawab kebutuhan dan kegelisahan masyarakat secara lebih efektif.

“Ada panggilan momentum untuk organisasi keagamaan untuk lebih proaktif dalam menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan. Kita perlu lebih inovatif dan responsif,” pungkas lulusan Monash University, Australia, jurusan Hubungan Internasional ini.

Back to top button