News

Erdogan Tuding Oposisi Turki Kerja Sama dengan Biden untuk Gulingkan Dirinya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh kelompok oposisi bekerja sama dengan Presiden AS Joe Biden untuk menggulingkannya setelah 20 tahun berkuasa. Hal tersebut disampaikan Erdogan pada kampanye terakhirnya di Istanbul, Sabtu (13/5/2023).

Mengutip Reuters, survei menunjukkan Erdogan kalah tipis dibandingkan kandidat oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu, sehari menjelang salah satu pemilihan paling penting dalam sejarah modern Turki. Namun, apabila tak satu pun dari mereka berhasil mengantongi suara mayoritas, yakni lebih dari 50 persen, maka pemungutan suara akan dilanjutkan dengan putaran kedua pada 28 Mei 2023.

Berbarengan dengan pilpres, rakyat Turki juga akan memilih parlemen baru, yang kemungkinan akan menjadi pertarungan ketat antara Aliansi Rakyat yang terdiri dari partai konservatif berbasis Islam AK Partai Erdogan (AKP) dan MHP nasionalis serta lainnya, serta Aliansi Bangsa yang dibentuk oleh enam partai oposisi, termasuk Partai Rakyat Republik (CHP) yang sekuler, yang didirikan oleh pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

Tempat-tempat pemungutan suara (TPS) akan dimulai pada Minggu pagi, pukul 08.00, hingga pukul 17.00 waktu setempat. Pada Minggu malamnya, kemungkinan besar akan ada indikasi apakah akan ada putaran kedua pemilihan presiden.

Adapun kampanye Erdogan selama sebulan terakhir difokuskan pada pencapaian pemerintahannya di bidang industri pertahanan dan proyek infrastruktur, serta pernyataannya bahwa oposisi akan mengurangi perkembangan tersebut.

Salah satu poin kampanyenya adalah bahwa oposisi menerima perintah dari Barat, dan jika terpilih, mereka akan tunduk pada keinginan negara-negara Barat.

Dalam kampanye di distrik Umraniye Istanbul, Erdogan mengingatkan kembali komentar yang dibuat oleh Biden dan dipublikasikan oleh New York Times pada Januari 2020, saat dia berkampanye jelang pilpres AS.

Pada saat itu, Biden mengatakan Washington seharusnya mendorong lawan-lawan Erdogan untuk mengalahkannya secara elektoral, dengan menekankan bahwa Erdogan seharusnya tidak digulingkan melalui kudeta.

Komentar tersebut, yang muncul kembali tahun itu dalam sebuah video yang membuat Biden menjadi topik paling populer di Twitter di Turki, pada saat itu dikutuk oleh Ankara sebagai intervensi.

“Biden memberi perintah untuk menjatuhkan Erdogan, saya tahu ini. Semua rakyat saya tahu ini,” kata Erdogan.

“Jika itu yang terjadi, maka surat suara besok akan memberikan respons kepada Biden juga,” tambahnya.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Turki adalah sekutu AS yang sudah lama, dan Washington akan mengikuti pemilihan tersebut dengan seksama, dan menegaskan AS tidak memihak dalam pemilihan.

“Satu-satunya kepentingan kami adalah proses demokratis, yang harus bebas dan adil. Kami percaya bahwa otoritas Turki akan melaksanakan pemilihan ini sesuai dengan tradisi demokrasi yang panjang dan membanggakan serta hukumnya,” kata juru bicara tersebut.

Erdogan juga mengkritik sang rival Kilicdaroglu atas komentarnya tentang Rusia, menyebut Moskow sebagai mitra penting bagi Turki. “Rusia telah menjadi salah satu sekutu terpenting kita dalam hal produk pertanian,” katanya.

Sekutu-sekutu Barat Turki telah merasa tidak senang dengan hubungan yang lebih dekat antara Ankara dan Moskow di bawah pemerintahan Erdogan.

Turki adalah anggota NATO, yang dengan tegas mendukung Kiev sejak Moskow meluncurkan invasi penuh skala terhadap tetangganya tahun lalu, tetapi NATO tidak memberlakukan sanksi terhadap Rusia.

Kilicdaroglu mengatakan kepada Reuters pada Jumat (12/5/2023) bahwa partainya memiliki bukti konkret tentang tanggung jawab Rusia dalam penyebaran konten ‘deep fake’ secara online menjelang pemilihan hari Minggu ini. Dia tidak mempresentasikan buktinya, dan Reuters tidak dapat memverifikasinya secara independen.

Namun, Kilicdaroglu menambahkan jika memenangkan jabatan presiden, dia akan mempertahankan hubungan baik Ankara dengan Moskow.

Rusia dengan tegas menolak tuduhan Kilicdaroglu tentang campur tangan dalam pemilihan, seperti yang dikutip oleh kantor berita dalam negeri yang mengutip juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Sabtu.

“Kami sangat kecewa dengan pernyataan oposisi ini,” kata Peskov, seraya menambahkan bahwa Kilicdaroglu tidak akan dapat memberikan bukti campur tangan tersebut karena sebenarnya tidak ada.

Back to top button