News

Eks Ketum: Kegagalan PPP Masuk Parlemen Tanggung Jawab Mardiono


Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa memberikan tanggapan terkait kegagalan PPP menembus parlemen pada periode mendatang. Ia menilai kondisi sangat merugikan partai.

Mungkin anda suka

“Namanya kalau orag Jawa bilang itu ketempuhan. Karena saya juga pernah jadi pimpinan di situ kemudian tidak masuk lagi ya,” kata Suharso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2024).

Suharso menegaskan kegagalan PPP masuk parlemen untuk kali pertama merupakan tanggung jawab pemimpinnya, yakni Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono. Ia mengatakan sebagai pemimpin, Mardiono yang seharusnya menanggung akibatnya. “Menurut saya kalau mau tanggung jawab ya pimpinanlah yang bertanggung jawab,” ucapnya.

Sementara itu, Suharso berharap karir politik PPP ke depannya dapat berjalan dengan baik. “Ya mudah-mudahan yang akan datang bisa lebih baik lagi, itu saja,” tuturnya.

Sebelumnya, viral sebuah video yang menampilkan Mardiono sedang berpidato. Dalam pidato ia menolak disalahkan, terkait gagalnya PPP lolos ke Senayan. “Lho, saya bukan pelaku kok. Yang pelaku bapak-ibu sekalian. Yang berhasil kita semua, yang gagal kita semua. Saya tidak gagal. Saya tidak nyalonin jadi anggota DPR RI, saya tidak nyalonin DPRD, saya tidak ikut mencalonkan bupati. Jadi, kalau dibilang Mardiono gagal. Yang mana yang gagal?,” tegas Mardiono dalam video tersebut, dikutip Senin (10/6/2024).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, viralnya video Mardiono yang mengamuk imbas tak lolosnya partai Ka’bah ke Senayan, akan semakin memunculkan sentimen buruk.

“Situasi yang buruk di PPP semacam ini, justru akan semakin menjatuhkan PPP dalam kontestasi masa depan,” ujar Dedi kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Ia menilai, sudah saatnya PPP mencari ketum baru. Karena terbukti kegagalan PPP ada di era kepemimpinan Mardiono. Dedi juga menyarankan agar sosok ketum baru kelak, dari kalangan ulama sebagaimana kebiasaan partai dahulu.

Kader Ingin Lengserkan Mardiono

Sejumlah kader PPP yang mengatasnamakan diri Front Kader Kabah Bersatu (FKKB) meminta DPP PPP menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk menggantikan Mardiono. Ketua FKKB Ichwan Zayadi menilai bahwa Mardiono tidak piawai dan tidak memiliki kapabilitas dalam mengelola partai berlambang Ka’bah itu di Pemilu 2024.

“Kami mendesak kepada DPP PPP untuk segera menggelar MLB agar terpilih dan terbentuknya kepengurusan DPP PPP yang definitif dan lebih baik lagi,” kata Ichwan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2024).

Dia mengaku prihatin atas hasil yang diperoleh PPP pada Pemilu 2024. Ichwan juga menyoroti banyaknya putusan MK yang menolak gugatan PPP. Hal itu berimplikasi terhadap perolehan suara nasional yang kurang dari empat persen. Dengan demikian, PPP kemungkinan besar tidak lolos parliamentary threshold (PT) DPR.

“Perolehan suara PPP dalam Pemilu 2024 ini adalah yang terburuk karena untuk kali pertama dalam sejarah PPP tidak lolos parliamentary threshold di DPR RI sejak berdiri pada 5 Januari 1973,” ujar Wakil Ketua DPRD Jakarta periode 2014-2019 itu.

Menambahkan, koordinator pergerakan yang tergabung di FKKB, Muchbari juga menegaskan bahwa kepemimpinan Mardiono membuat PPP menjadi menurun.

“Pada saat 2019, pada saat turbulensi yang begitu tinggi menghantam PPP, PPP masih bisa bertahan dengan 19 kursi. Itu turbulensi nya sudah cukup tinggi banget. Pada saat ini yang kami memperkirakan PPP akan bangkit kembali dengan kepemimpinan pak Mardiono, ternyata malah sebaliknya, kita tidak mampu lolos dalam parliamenteray threshold,” ucap dia tegas.

Back to top button