Market

DPR Ungkap Pemilik Saham 20 Persen, Vale Indonesia Kebakaran Jenggot

Ada informasi tak sedap menyerang PT Vale Indonesia Tbk (Vale), sebanyak 20 persen sahamnya diam-diam berpindah tangan ke investor asing.

Atas isu ini, Head of Communications Vale Indonesia, Bayu Aji buru-buru membantahnya. Dia bilang, komposisi saham emiten nikel bersandi INCO ini, selalu dilaporkan secara transparan dan berkala kepada otoritas terkait.

“PT Vale adalah perusahaan terbuka. Tentunya, untuk seluruh informasi tentang perusahaan termasuk komposisi pemegang saham dilaporkan secara transparan dan berkala kepada otoritas terkait,” ucap Bayu, dikutip dari Antara, Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Bayu menjelaskan, informasi spesifik terkait komposisi 20 pemegang saham tertinggi di Vale, dilaporkan secara berkala dalam laporan tahunan (annual report). Data terakhir per 31 Desember 2022 tercantum dalam annual report 2022 di halaman 80-81. Laporan itu dapat diakses di https://www.vale.com/in/indonesia/laporan-tahunan-dan-keberlanjutan.

Adapun 20 pemegang saham PT Vale per 31 Desember 2022 dikutip dari laporan tersebut, yaitu Vale Canada Limited (43,79 persen), PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (20,00 persen), Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (15,03 persen), Citibank Singapore S/A Government of Singapore (1,68 persen), DJS Ketenagakerjaan Program JHT (1,60 persen), JPMSE AMS RE AIF CLT RE-Stichting Depository APG Emerging Market Equity Pool (1,00 persen), Vale Japan Limited (0,54 persen).

Berikutnya, BNYM RE BNYMLB RE BA G PF A S FOFTBGOSGFI-2039926714 (0,53 persen), HSBC-Fund SVS A/C Best Investment Corp-Asia Ex Japan Active (0,44 persen), PT Prudential Life Assurance-Ref (0,44 persen), DJS Ketenagakerjaan Program JP (0,41 persen), BNYM RE BNYMLB RE Eemployees ProvidentFD Board-2039927326 (0,32 persen), Citibank New York S/A Government of Norway (0,29 persen), JPMCB NA RE – Vanguard Emerging Markets Stock Index Fund (0,28 persen).

Kemudian, Citibank Singapore S/A Monetary Autthority of Singapore (0,28 persen), JPMCB NA RE-Vanguard Total International Stock Index Fund (0,27 persen), PT Taspen (0,22 persen), BP2S Frankfurt/Universial-Investment-Gesellschaft MBH On Behalf of BAYVK A3-FONDS (0,21 persen), BNYMSANV RE BNYM RE People’s Bank of China (0,20 persen), dan State Street Bank-Ishares Core MSCI Emerging Markets ETF (0,20 persen).

Dalam rapat kerja dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Senin (5/6/2023), Wakil Ketua Komisi VII DPR, Bambang Hariyadi menyebut, pelepasan 11 persen saham Vale ke negara, belum memenuhi syarat untuk perusahaan yang telah mendapatkan perpanjangan izin operasi tambang dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Alasannya, saham publik sebesar 20,7 persen di Vale, diduga bukan dimiliki investor domestik. Kata Bambang, sebanyak 20,7 persen saham publik di Vale, justru dikuasai Vale sendiri, melalui sebuah perusahaan cangkang. “Bahkan, terindikasi bahwa 20,7 persen saham tersebut, milik dana pensiun (dapen) Sumitomo,” ungkapnya.

Padahal, kata dia, Sumitomo sudah memiliki saham yang tercatat di Vale. Kalau Bambang benar, kepemilikan saham asing sangat mayoritas di Vale. “Jadi, menurut kami palsu-palsu yang 20 persen di publik ini, dan 80 persen mereka juga dengan baju publik,” tandas Bambang.

Selanjutnya, dia mendesak pemerintah untuk mengambil alih 51 persen saham Vale sebagai syarat perpanjangan menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari saat ini masih berstatus Kontrak Karya (KK). Seperti diketahui, untuk mendapatkan proses perpanjangan menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) maka setidaknya Vale wajib mendivestasikan sahamnya sebesar 51% kepada investor nasional atau pemerintah.

Back to top button