Market

DPR Sindir Sri Mulyani Jangan Tebar Ketakutan Resesi Ekonomi

Kamis, 13 Okt 2022 – 21:55 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Pasca bertemu Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Menteri Keuangan Sri Mulyani melapor ke Presiden Jokowi, ihwal 28 negara yang dilanda resesi ekonomi. Harus antre utang dari IMF (International Monetary Fund).

Anggota Komisi XI DPR, Kamrussamad menilai, sikap Sri Mulyani yang agak ‘melempen’ atau setengah patah arang dengan kondisi perekonomian global, tidak seharusnya terjadi.

Dalam hal ini, Kamrussamad bilang, Sri Mulyani seharusnya memilih untuk bersikap proporsional. Bahwa pemerintah Indonesia harus lebih waspada, itu sebuah pilihan yang cukup tepat. Ketimbang terlalu insecure atau diliputi ketakutan yang berlebihan.

“Ekonomi global saat ini memang bergejolak. Proyeksi ekonomi tahun depan, terus dipangkas dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen. Namun jangan sampai laporan dari Menkeu Sri Mulyani menimbulkan ketakutan bagi market. Saya pikir artikulasi para menteri atau pejabat sektor ekonomi kepada publik harus dijaga betul. Harus tetap optimis,” ungkap Kamrussamad, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Lembaga donor sekelas IMF sempat menyatakan, sebanyak 66 negara, saat ini, berada dalam posisi yang rentan kolapse. Sepertiga ekonomi dunia telah mengalami resesi, atau pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut. “Akan tetapi, perekonomian kita cukup memiliki resliensi yang baik. Mulai dari era Orba sampai dengan Reformasi,” ungkap politisi Partai Gerindra ini.

Saat ini, kata dia, sikap optimisme harus terus digelorakan oleh seluruh pemangku kepentingan sektor ekonomi. Apalagi, proses pemulihan pemulihan ekonomi Indonesia di kuartal II-2022, relatif lebih baik dan merata. Setelah pemerintah menerapkan kebijakan pelonggaran mobilitas seiring turunnya kasus COVID-19.

Dia bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong lumayan baik ketimbang negara lain. “Kita mampu tumbuh di 5,44 persen secara year on year (yoy). Ini jauh lebih baik dari perkiraan pasar yang mematok angka pertumbuhan 5,2 persen,” imbuhnya.

Dari aspek inflasi, lanjutnya, angkanya di September 2022 memang cukup tinggi. Yakni, sebesar 1,17 persen secara month on month (mom), atau 5,95 persen secara tahunan (yoy). Dampak dari kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, inflasi secara year to date (ytd) relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, yaitu 4,84 persen. “Jadi, waspada boleh. Takut, jangan,” pungkasnya.

Back to top button