News

Diterjang Gelombang Panas, Presiden Korsel Kirimkan Truk Air ke Jambore Pramuka Dunia

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengirimkan truk air dan juga bus ber-AC untuk para peserta Jambore Pramuka Dunia yang sedang dilanda gelombang panas. Diketahui pemerintah Korsel telah mengeluarkan peringatan gelombang panas dan menjadi tingkat panas tertinggi selama empat tahun terakhir.

Mengutip Reuters, Jumat (4/8/2023), setidaknya 600 peserta jambore dirawat di rumah sakit karena penyakit yang berhubungan dengan panas. Dilaporkan mereka mengalami gejala ringan, seperti sakit kepala, pusing, mual.

Atas kejadian tersebut, Perdana Menteri Korsel Han Duck-soo telah mengirimkan sebanyak 30 dokter dan 60 perawat militer untuk membantu menangani korban yang berjatuhan. Sebanyak 15 ambulans pun dikerahkan dikarenakan banyak korban yang berjatuhan.

Kantor Kepresidenan Korsel mengatakan jika persediaan yang dikirimkan tidak memiliki limit atau batasan dalam penggunaannya. Presiden Yoon juga meminta kepada staf jambore untuk meningkatkan kualitas makanan peserta. Dengan demikian, ia berharap agar para peserta dan seluruh tim jambore dapat beristirahat, sehingga dapat terhindar dari dampak gelombang panas.

Badan meteorologi Korsel telah memperkirakan bahwa gelombang panas akan berlangsung hingga pekan depan. Pemerintah juga akan tetap bersiaga dan terus memantau cuaca untuk memastikan keselamatan bagi para peserta.

Tak hanya PM, Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Lee Sang-min meminta agar ambulans dan juga bus untuk tetap bersiaga di lokasi. Pemadam Kebakaran juga diterjunkan ke lokasi untuk membantu para peserta. Sebanyak 43.000 peserta dari 158 negara dari berbagai dunia turut serta dalam jambore tersebut. Rata-rata peserta berusia 14-18 tahun dalam kegiatan jambore yang diadakan di Negeri Ginseng itu.

Kristen Sayers, orang tua dari salah satu peserta asal AS, mengungkapkan kekecewaan atas ketidaksiapan acara. Ia mengatakan jika anaknya terpaksa tidur di tanah dikarenakan tenda yang belum siap didirikan, padahal suhu saat itu diperkirakan 35 derajat Celcius.

Bahkan para peserta pramuka yang berasal dari Australia dan Inggris berseteru akibat tidak mendapatkan tenda. Tenda yang mereka gunakan sebelumnya terkena lumpur dan membuat mereka bertengkar. Diketahui tempat para peserta jambore merupakan bekas banjir di Korsel sebelumnya, sehingga membuat tanah di lokasi menjadi berlumpur.

Back to top button