Market

Dilantik Jadi Presiden, Prabowo Dapat Warisan Proyek Berat Diongkos Kereta Whoosh Jakarta-Surabaya

Prabowo Subianto. (Foto: Antara).

Usai dilantik menjadi presiden, Prabowo Subianto memegang tanggung jawab besar yakni meneruskan pembangunan infrastruktur kereta Whoosh Jakarta-Surabaya. Tentu saja, proyek ini perlu anggaran besar.

Kepastian itu disampaikan Juru Bicara Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Jodi Mahardi di Jakarta, dikutip Kamis (25/4/2024). “Sudah mulai diskusinya. Kita berharap, pemerintahan baru melanjutkan program-program Pak Jokowi. Apalagi sudah kita rasakan manfaatnya,” kata Jodi.

Selanjutnya, Jodi membeberkan sejumlah manfaat dari pembangunan kereta Whoosh buatan China itu.  Misalnya, kereta Whoosh lebih efisien karena berkecepatan hingga 350 kilometer/jam. Selain itu, kereta cepat ini dinilai bisa mengurai beban transportasi dam mengurangi emisi gas, karena menggunakan energi listrik.

“Pak Luhut sudah paving the way (membuka jalan) supaya pemerintahan berikutnya bisa melanjutkan program kereta api cepat sampai Surabaya,” kata dia.

Advertisement

Nantinya, menurut Jodi, bakal dibentuk tim teknis transisi yang anggotanya lintas kementerian yakni Kemenko Marves, Kemenko Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero/KAI).

Untuk menjalankan proyek warisan ini, Prabowo dihadapkan kepada pilihan sulit. Karena itu tadi, anggarannya pastilah jumbo. Untuk membangun infrastrukturnya perlu pembebasan lahan, pengerjaan serta impor rel khusus kereta cepat. Benar-benar proyek berat diongkos.

Belum lagi rekam jejak pembangunan kereta Whoosh yang dulunya bernama Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), menyisakan banyak masalah. Terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) pembangunan sebesar US$1,449 miliar, atau setara Rp21,7 triliun (kurs Rp15.000/US$). 

Selain itu, jadwal operasional kereta kesayangan Presiden Jokowi ini, molor berkali-kali dari rencana.

Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira pernah menghitung biaya melanjutkan kereta Whoosh ke Surabaya. Hasilnya, nyaris 5 kali lipat dari biaya kereta Whoosh untuk rute Jakarta-Bandung.

Dengan asumsi, nilai proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang saat ini bernama kereta Whoosh, mencapai US$7,5 miliar atau setara Rp112,5 triliun dengan asumsi Rp15.000/US$. Di mana, panjang lintasan KCJB ini, mencapai 142,3 kilometer (km).

“Maka biaya pembangunan KCJB per kilometernya ketemu Rp790,5 miliar,” kata Bhima, Jakarta, Selasa (1/11/2023).

Dengan asumsi yang sama, kata Bhima, untuk rute Bandung-Surabaya (Stasiun Tegalluar-Stasiun Gubeng) yang panjang lintasannya diasumsikan 690 km, maka estimasi biaya proyeknya mencapai Rp545 triliun. Atau 4,8 kali biaya pembangunan kereta Whoosh.

Angka tersebut lebih tinggi ketimbang anggaran pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur sebesar Rp466 triliun. Atau program makan siang dan susu gratis yang dicanangkan Prabowo, proyeksi anggarannya sekitar Rp400 triliun.

Dapatkan update berita pilihan, breaking news dan artikel menarik lain setiap hari dari inilah.com, klik untuk mengikuti

Kanal WhatsApp

dan

Google News

inilah.com.

Topik

BERITA TERKAIT

Back to top button