News

Dihantui Kasus Hukum, Ridwan Hisjam Minta Airlangga Terus Maju Jadi Capres

Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam meminta Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto berani mengambil sikap jelang Pemilu 2024. Salah satu sikap politiknya yakni membentuk poros koalisi baru dan maju sebagai capres 2024.

“Ya harus berani. Jadi ketum partai itu harus berani, punya nyali. Ndak bisa, jadi kalau mau menang harus punya jiwa sang penakluk seperti Al Fatih menaklukkan Konstantinopel pada waktu itu,” tegas Ridwan di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa (18/7/2023).

Ridwan mengaku tidak ikut campur soal kasus hukum yang ikut menyeret nama Airlangga Hartaro. Namun dia yakin kader Golkar sudah memiliki pengalaman dalam menghadapi badai politik jelang Pemilu.

“Jadi begini kita itu punya pengalaman, (saat) Akbar Tandjung itu jadi tersangka malah sempat dipenjara satu bulan. Habis itu diproses menang bang Akbar, menangnya dimana di MA, ada descenting opinion dari lima hakim satu tidak setuju, empat membebaskan bang Akbar,” ungkapnya.

Namun Golkar juga pernah memiliki pengalaman menggelar Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) pada era kepemimpinan Setya Novanto. Saat itu Novanto menjadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek KTP elektronik di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Novanto karena dia kena (kasus) ya munaslub. Airlangga bagaimana? Ya yang punya hak suara (penentunya), saya tidak punya hak suara,” imbuh dia.

“Jadi itu semua terserah kepada ketua-ketua Partai Golkar yang punya suara. Saya tidak punya suara, saya hanya bisa memberi masukan,” lanjutnya.

Ridwan mengaku sebagai kader yang mencintai Partai Golkar akan terus memberikan masukan dan saran terbaik bagi ketua umumnya.

Bahkan Ridwan mengaku sudah memberikan saran secara langsung kepada Airlangga soal situasi yang akan dihadapi Golkar jelang Pemilu 2024.

“Airlangga sudah saya kasih masukan sejak tahun lalu, dan tanggal 26 Juni sebelum hari raya kemarin, saya datang ke kantornya saya jelaskan lagi ini loh begini situasinya,” imbuh dia.

“Tunggu, tunggu, sabar (kata Airlangga). Ya sabar dipanggil kejaksaan sekarang kan, terlalu sabar. Di politik tidak boleh sabar, harus berani,” tegas Ridwan.

Back to top button