News

Ogah Ikuti AS, Inggris Pastikan Tetap Pasok Senjata ke Israel


Inggris rupanya tidak mau mengikuti langkah sahabat kentalnya, Amerika Serikat (AS), yang memutuskan menghentikan pasokan persenjataan untuk Israel.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menegaskan, pihaknya tetap akan melanjutkan penjualan senjata ke Israel, yang kini sedang gendar membombardir Rafah, Gaza Selatan, Palestina.

“Menangguhkan penjualan senjata kepada Israel hanya akan membuat Hamas semakin kuat,” ucapnya saat wawancara bersama BBC, dikutip Minggu (12/5/2024).

Menlu Inggris itu juga menyatakan bahwa posisi Inggris terkait konflik Israel-Palestina tidak selalu sama dengan AS. Inggris, ucapnya, akan terus mendorong langkah diplomatik untuk menekan Israel sembari memacu pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memutuskan akan berhenti memasok senjata untuk Israel karena terus melancarkan serangan darat secara besar-besaran terhadap Rafah.

“Saya telah memperjelas, jika mereka (Israel) masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok persenjataan yang telah digunakan secara historis untuk mengatasi Rafah, untuk mengatasi kota-kota di sana (Palestina),” ucap Biden dalam pernyataannya pada Rabu (8/5/2024) waktu setempat.

Ancaman itu menjadi peringatan paling langsung yang pernah disampaikan Biden kepada Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza dari tahun lalu. “Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri yang telah digunakan,” kata Biden menegaskan lagi.

Diketahui, operasi militer yang dilancarkan tentara zionis ini sudah berlangsung sejak Senin (6/5/2024) malam waktu setempat, telah merenggut puluhan korban jiwa tak bersalah.

Setidaknya, hingga Rabu (8/5/2024) sebanyak 30 orang dilaporkan tewas, demikian pernyataan resmi dari militer Israel. Data berbeda diungkap otoritas kesehatan Gaza, tercatat sekitar 35 korban tewas, termasuk seorang bayi berusia empat bulan.

Militer Israel mengatakan divisi tank dan brigade lapis baja telah beroperasi di darat di Rafah timur, dan sejumlah drone tempur melancarkan serangan dari udara.

Back to top button