News

Tuan Guru Bajang Diusir Saat Nonton Aksi Pebalap MotoGP di Mandalika

Pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika telah selesai dengan berbagai macam cerita. Mulai dari keseruan para pembalap MotoGP menikmati keindahan hingga kontroversi kelayakan sirkuit Mandalika yang dinilai tidak sesuai standar.

Namun ada juga cerita menarik di luar arena yakni saat mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB), M Zainul Majdi diusir anggota satuan Brimob saat sedang menonton pembalap dari atas bukit 360 di sisi selatan di Sirkuit Mandalika.

Saat kejadian Tuan Guru Bajang atau TGB nampak sedang asik menyaksikan balapan tiba-tiba seorang anggota Brimob datang menghampiri dan mengusirnya dari lokasi.

“Silahkan kalau sudah selesai foto, untuk langsung kembali, ini bukan tempat umum,” hardik Jumatri personil Brimob yang berjaga di tempat itu sambil menenteng senjata miliknya.

Saat kejadian, TGB ditemani oleh sejumlah petinggi ITDC yang merupakan pengembang kawasan Mandalika. Sempat para pendamping dari TGB mencoba menghampiri anggota Brimob tersebut sambil menunjukkan indentitasnya, namun tetap saja anggota Brimob itu meminta mereka untuk pergi dari lokasi tersebut.

“Iya betul pak, saya tahu, saya juga menjalankan tugas,” timpal brimob itu.

TGB sadar hal itu namun belum membuka maskernya. Dia sesekali tersenyum dan kemudian bertanya kepada anggota Brimob tersebut. “Bapak darimana Pak?,” tanya TGB.

“Saya dari Lombok Tengah Pak, tepatnya di Jabar,” jawab Jumatri sang anggota Brimob.

Jawaban anggota Brimob itu membuat semua orang nampak bingung. Lantas ulama kharismatik kembali bertanya soal maksud dari ‘Jabar’ tadi. Sebab di NTB tidak ada nama daerah Jabar.

“Jabar dimana maksudnya pak,” tanya TGB kembali.

“Janapria Barat pak,” jawab Jumatri disambut tawa TGB beserta rombongan.

“Dulu ada Tuan Guru Athar, tapi sudah wafat,” ungkap TGB kepada Jumatri.

Masih belum sadar soal sosok yang sedang berbicara denganya itu adalah TGB, kemudian Jumatri sempat terdiam ketika mendengar jawaban dari TGB tersebut.

“Kenal Pak, sebentar dulu, ini pak Gubernur ya?,” tanya Jumatri kepada TGB yang saat itu memakai masker dan topi.

Mendapat pertanyaan itu, TGB tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum sedikit dan menatap anggota Brimob itu.

Sadar orang yang diajak berbicara adalah TGB, Jumatri kaget dan langsung mencium tangan TGB dan menaruh tangan TGB di kepalanya.

“Ya Alloh, ampuuun tuan guru, tiang tidak tanda, tiang sering ikut pengajian tuan guru, maafkan tiang tuan guru,” kata Jumatri kaget sambil melepas maskernya.

“Tidak apa-apa, itu namanya profesional, saya salut atas ketegasan bapak,” timpal TGB sambil mengelus-elus pundak Jumatri.

Jumatri terus mengungkapkan permohonan maaf, hingga rombongan TGB berlalu meninggalkan bukit.

“Maaf tuan guru, benar-benar saya tidak tanda,” kata Jumatri yang kembali minta maaf.

“Ngga, ngga apa-apa, bapak telah menjalankan tugas dengan amanah,” sambung TGB kemudian mengajak pak Jumatri berfoto berdua..

Sambil memeluk Pak Jumatri, TGB berjalan meninggalkan lokasi, sesekali TGB menanyakan keamanan sirkuit Mandalika kepada Jumatri.

Sepanjang jalan hingga TGB naik ke mobil, Jumatri tak henti-hentinya minta maaf sambil meneteskan air mata.

“Sudah lama saya tidak bertemu TGB, kerinduan saya sangat terobati,” kata Jumatri kepada salah satu rombongan TGB.

Back to top button