News

Caleg Artis Perlu Tahu, Inilah Tiga Tips agar Tak Diremehkan

Anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin mengatakan sudah menjadi hal biasa yang diterima para politikus dari kalangan artis, dipandang sebelah mata, ketika terjun menjadi calon anggota legislatif (caleg). Menurut dia, latar belakang sebagai seniman atau artis, acap kali dipandang tidak memiliki kemampuan politik yang mumpuni, dianggap hanya menjual tampang dan popularitas.

“Kalau liat artis masuk ke partai pertama-tama kita tuh kayak di underestimate. Pasti itu. Kemudian kayak ada, mungkin gestur yang melecehkan, mungkin juga secara verbal, soft ya,” ujar Nurul Arifin dalam diskusi Dialektika Potensi Caleg Artis dan Influencer Pada Pemilu 2024 di Media Center, Gedung DPR RI,Senayan, Selasa (27/06/2023).

Mungkin anda suka

Nurul pun berbagi tips dan pengalaman dirinya sebagai artis yang kini terbilang sukses sebagai politisi. Tips yang pertama, harus fokus dan profesional. Lalu tips yang kedua sambung dia, para caleg artis khususnya dari kalangan perempuan harus pintar-pintar dalam menjaga gestur tubuh.

“Kalau jadi artis apalagi perempuan nih ya, masuk partai pertama itu kita harus fokus, profesional, kemudian jangan genit! Ini yang penting nih. Dari gestur pun jangan genit,” tegasnya,

Tips yang ketiga, ia menambahkan, saat berbicara harus menggunakan nada yang tegas serta menggunakan data. “Kalau ngomong harus dibekali data. Karena kalau ada data kita bicara dengan data, lebih didengar. Kalau ngomong asumsi itu sih ngomong di warung kopi aja,” tambahnya.

Nurul bercerita, dulu saat dirinya dan artis lainnya ditawarkan terjun ke dunia politik tidak sepenuhnya lahir dari kemauan, tapi juga karena faktor kondisi politik terkini pada saat itu. Kala itu, tutur Nurul, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 baru disahkan dan mengharuskan adanya keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen di legislatif.

Nurul mengungkapkan ketika ia tergabung ke dalam partai Golkar, ia tidak begitu disambut layaknya masuk ke dalam hutan rimba sama sekali tidak ada yang membimbingnya.

Kemudian sebelum masuk ia juga diberitahu akan ada penambahan jumlah kursi legislatif jika bergabung dengan parpol. Namun, kenyataannya Nurul tidak masuk ke parlemen padahal ia mendapakan suara terbanyak.

“Nah, kita kan masih baru, naif. Belum paham betul dunia partai itu seperti apa. Kita dapat urutan nomor tiga gitu kan akhirnya walaupun suara saya terbanyak pada saat itu ada 89 ribu suara, tapi hangus karena yang menang hanya nomor satu,” tutupnya.

Back to top button