Market

BKPM Akui Kontribusi Jumbo Investor Manufaktur ASEAN ke Indonesia

Sepanjang 2018-2022, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar investasi ASEAN di Indonesia. Di luar sektor hulu migas dan jasa keuangan.

“Ini terutama dari tiga negara ASEAN yang memiliki investasi terbesar di Indonesia,” kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan dalam acara HSBC ASEAN Day, Jakarta, Senin (10/4/2023).

Ketiga negara tersebut yakni Singapura dengan total investasi senilai US$48,2 miliar pada periode tersebut, Malaysia US$8,9 miliar, serta Thailand US$1,51 miliar.

Nurul membeberkan, terdapat lima sektor utama yang menjadi tujuan investasi Singapura di Indonesia, yakni industri baja senilai US$8,63 miliar, real estat US$7,09 miliar, transportasi dan penyimpanan US$6,04 miliar, industri makanan US$4,2 miliar, serta pertambangan US$4,18 miliar.

Untuk Malaysia, sektor transportasi dan penyimpanan sebesar US$2,94 miliar, industri kimia US$2,16 miliar, industri makanan US$1,2 miliar, perkebunan dan peternakan US$720 juta, serta industri kertas US$316 juta.

Kemudian, lima sektor utama yang menjadi tujuan investasi Thailand di Tanah Air yakni industri kimia sebesar US$882 juta, industri karet US$175 juta, pertambangan US$143 juta, industri makanan US$85 juta, serta perdagangan dan perbaikan US$70 juta.

Dengan demikian, ia menyebutkan sektor sekunder merupakan penyumbang investasi ASEAN di Indonesia, yakni 43 persen dari total investasi (24,93 miliar dolar AS). Sektor sekunder merupakan sektor yang mengolah bahan baku dari sektor primer maupun sektor sekunder menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya, contohnya sektor manufaktur.

Sementara sektor primer (tidak mengolah bahan baku, melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan segala yang terkandung di dalamnya, contohnya pertambangan) menyumbang 16 persen atau senilai 9,43 miliar dolar AS.

Sektor tersier (produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa, contohnya sektor perdagangan) menyumbang 41 persen atau sebesar 23,52 miliar dolar AS.

Back to top button