News

Bisnisnya Banyak yang Bangkrut, Apa Mampu Kaesang Pimpin Partai?

Kaesang Pangarep boleh saja berbangga diri karena di usianya yang masih muda sudah memiliki banyak bisnis. Tapi lain ceritanya dalam hal berpolitik. Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), Yeta Purnama menilai bahwa kiprah Ketum PSI itu di bidang bisnis tidak bisa disejajarkan dengan kiprahnya di kancah politik.

Mungkin anda suka

“Oleh karena itu, jago berbisinis tidak menjanjikan bahwa seseorang tersebut juga lihai berpolitik, karena ada aspek lain yang perlu dipelajari agar memiliki kapasitas yang baik untuk berkecimpung di ranah politik, salah satunya adalah pengalaman,” terang Yeta kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Ia menilai aneh bila keberhasilan Kaesang dalam berbisnis dijadikan tolok ukur dalam berpolitik. Karena memimpin sebuah partai politik itu hal sulit, baru dapat terbentuk dengan jam terbang yang tinggi

“Dalam konteks Kaesang, menurut saya ilmu bisnis saja tidak cukup untuk mengelola partai, tapi kalau kita berbicara privilege, maka itu akan beda cerita. Bergabungnya Kaesang dalam partai, dapat dilihat dari dua kemungkinan, yaitu digunakan sebagai alat partai karena privilege-nya atau memang kapasitas dan keinginan beliau yang dirasa sudah cukup. Hal ini tergantung mau dilihat dari sudut pandang mana,” tutur dia

Yeta khawatir PSI akan mengalami kemunduran di tangan Kaesang. Karena sebetulnya bila ditelisik lebih lanjut, dalam berbisnis pun Kaesang tidak terlalu mahir, terbukti sejumlah bisnis Kaesang yang justru tutup secara permanen, Yeta menjelaskan bahwa hal ini terjadi lantaran produk milik Kaesang tidak cukup laris di pasaran.

“Terkait penutupan gurita bisnis Kaesang kemungkinan, bisnis tersebut tidak cukup laris di pasaran. Namun, terjunnya Kaesang dalam dunia politik sepertinya hal ini sudah direncanakan di akhir masa kepemimpinan Jokowi,” tutur Yeta.

Diketahui, anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, adalah seorang pengusaha yang bisnisnya banyak berfokus di bidang kuliner. Salah satu yang paling terkenal adalah Sang Pisang, usaha makanan dari olahan pisang.

Nyatanya Kaesang tak selalu moncer dalam berbisnis. Tercatat ada beberapa bisnisnya yang bangkrut. Salah satunya, Ternakopi. Bisnis yang dibangun bersama sang kakak ini, sempat memiliki 40 cabang di beberapa wilayah di Indonesia, namun bisnis ini telah tutup akibat tak laku di pasaran.

Selain itu, ada juga Goola. Bisnis yang menjual produk minuman tradisional khas Indonesia, seperti Es Doger dengan dikemas lebih modern, sempat viral. Namun, bisnis ini terlihat sudah tidak berjalan. Sebab, unggahan terakhir Goola di Instagram (@goola_id) adalah 7 November 2020 lalu. Bahkan, tidak sedikit warganet yang mempertanyakan keberadaan bisnis ini.

Bisnis yang bangkrut lainnya, adalah Sang Javas. Bisnis clothing line dengan ciri khas bergambar kecebong ini, berhasil menarik perhatian publik saat diluncurkan pertama kali. Tapi bisnis ini sudah tak terlihat lagi, unggahan terakhir Instagram Sang Javas (@sangjavas) adalah 17 Agustus 2020.

Pada  11 Desember 2017, Kaesang sempat meluncurkan aplikasi Madhang untuk menjembatani ibu-ibu yang jago masak dengan pembeli. Aplikasi ini pun diklaim berhasil membantu banyak ibu rumah tangga untuk mandiri secara finansial.

Namun, usaha yang bekerja sama dengan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ini sudah tidak beroperasi. Dalam unggahan terakhir pada 22 Februari 2022 lalu, terlihat banyak pengguna yang mempertanyakan keberadaan aplikasi.

“Tolong dong dana di aplikasi saya tidak kembali. Aplikasi tidak bisa dibuka, DM di IG tidak pernah di balas, kontak CS di WA juga tidak aktif, website tidak ada. Gimana ini uang saya di aplikasi tidak balik. Tolong dong @madhang.id,” tulis salah satu pengguna Instagram, @ttresure_tangsel.

Siapmas adalah bisnis yang bangkrut selanjutnya. Usaha ini menghadirkan produk minuman dan makanan ringan, seperti keripik dengan nama Ngedrink dan Kemripik di berbagai minimarket.

Namun, bisnis ini terlihat sudah tidak aktif. Selain unggahan terakhir di media sosial pada 3 Oktober 2020 lalu, sejumlah produk dari Siapmas juga sudah tidak terlihat di minimarket terdekat.

Back to top button