Market

Berkat Jasa Emak-emak, Ekonomi Kuartal I Bisa Tembus 5,03 Persen

Di balik tingginya capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 hingga 5,03 persen, ternyata disokong konsumsi rumah tangga. Artinya, peran para ibu atau emak-emak, cukup besar dalam menopang perputaran ekonomi di negeri ini.

Tak sedang bercanda, Deputi bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Edy Mahmud menegaskan, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang utama bagi pertumbuhan ekonomi 5,03 persen di kuartal I-2023 (year on year/yoy).

“Penyumbang paling besar produk domestik bruto (PDB) yakni konsumsi yang tumbuh 4,54 persen (yoy) dengan andil 2,44 persen pada triwulan I-2023,” kata Edy dalam Pengumuman Rilis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2023, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Kata Edy, momen Ramadan 2023, mendorong pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman. Namun tidak signifikan karena hanya terdapat 9 hari puasa di kuartal I-2023.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada konsumsi transportasi dan komunikasi, yang tercermin dari peningkatan penjualan motor dan penumpang angkutan rel, laut, dan udara, serta konsumsi restoran dan hotel, yang tercermin dari peningkatan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel.

Selain konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 2,44 persen, Edy menuturkan ekspor neto dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi penyumbang tertinggi lainnya dengan andil masing-masing 2,1 persen dan 0,68 persen.

Kemudian, disusul konsumsi pemerintah sebesar 0,22 persen serta komponen lainnya minus 0,41 persen. Ekspor juga tumbuh signifikan sebesar 11,68 persen (yoy) pada triwulan I 2023, yang didorong peningkatan bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, serta kenaikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

Peningkatan ekspor barang pada komoditas nonmigas terutama terjadi pada bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, serta nikel.

Sedangkan, pada sejumlah komoditas migas, peningkatan terjadi pada gas alam, hasil minyak, dan minyak mentah. “Komoditas nonmigas dan migas ini permintaan luar negerinya masih bagus,” jelasnya.

Sementara, sambung dia, ekspor jasa tumbuh signifikan seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri. Selanjutnya, PMTB tumbuh 2,11 persen (yoy) terutama pada kelompok barang modal jenis kendaraan, produk kekayaan intelektual, serta mesin dan perlengkapan yang masing-masing tumbuh 24,09 persen (yoy), 5,06 persen (yoy), dan 4,62 persen (yoy).

PMTB pada modal jenis kendaraan baik dari domestik maupun luar negeri merupakan salah satu pendorong PMTB pada triwulan ini. PMTB produk konstruksi juga tercatat naik 0,32 persen (yoy).

Edy melanjutkan konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan positif yakni 6,17 persen (yoy) pada kuartal I 2023, setelah terkontraksi empat triwulan selama tahun 2022. Selain itu, impor mencatat kenaikan 2,77 persen (yoy).

Back to top button