Hangout

Begadang Tingkatkan Risiko Serangan Jantung di Usia Muda?

Tidur terlalu larut malam atau yang akrab dikenal begadang merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh masyarakat. Aktifitas ini kerap dilakukan oleh mereka yang memiliki kesibukan cukup padat, tak terkecuali anak muda.

Lantas, mungkinkah aktifitas seperti itu meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung?

Dokter Spesialis penyakit dalam (Kardiovaskular) sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia / PAPDI, Sally Aman Nasution mengatakan jika aktifitas begadang sejatinya tidak serta-merta meningkatkan risiko serangan jantung.

Namun, aktifitas tambahan di jam istirahat itulah yang menjadi sebab datangnya penyakit gangguan metabolik hingga berujung serangan jantung.

“Sebetulnya bukan masalah begadangnya. Cuman seperti pekerja-pekerja yang biasanya kebagian shift malam, ada hormon yang harusnya turun yang diistirahatkan jadi dominan. Namun karena beraktifitas, otomatis tekanan darahnya jadi tinggi, heart rate-nya jadi tinggi,” ungkap Sally dalam diskusi secara virtual, Jakarta, dikutip Rabu (29/11/2023).

“Yang sebetulnya dalam tanda kutip harusnya orang tidur dia bangun gitu. Nah, ini yang menjadikan risiko untuk tidak hanya serangan jantung sebetulnya,” sambungnya.

Sally menjelaskan, tak jarang dalam temuannya, aktifitas di larut malam terutama pada pekerja juga diiringi dengan perilaku yang tidak sehat pula. Misalnya merokok hingga makan berat.

Dua hal tersebut kata Sally secara tak langsung juga meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

“Harusnya sudah enggak jam makan dia makan atau misalnya minum kopi berlebihan atau hal-hal lain yang memang secara tidak langsung ini juga meningkatkan risiko penyakit jantungnya. Jadi bukan begadangnya tapi kebutuhan tidur karena kebutuhan tidur itu atau jam tidur itu memang harus dipenuhi,” pungkasnya.

Lihat Juga
Close
Back to top button