News

Bantah Pernyataan Panji Gumilang, Waketum DMI Syafruddin: Masjid Itu Pusat Peradaban

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syafruddin membantah pernyataan Panji Gumilang yang mengatakan masjid bukanlah pusat peradaban.

“Masjid adalah pusat peradaban. Rasulullah ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah, yang pertama kali dibangun adalah masjid, yaitu Masjid Quba dan Nabawi pada tahun 610 Masehi. Jadi, masjid adalah pusat peradaban,” ungkap Syafruddin di Kantor DMI, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (21/7/2023).

Ia melanjutkan, pada saat itulah Nabi Muhammad SAW membangun peradaban Islam pertama di Masjid Nabawi, yang kemudian tersebar ke seluruh dunia.

“Ketika kita berbicara tentang masjid, berarti kita membicarakan sejarah, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah. Semua dimulai dari mana? Dari masjid,” jelas Syafruddin.

“Jadi saya hanya ingin membantah pernyataan tersebut. Masjid adalah pusat peradaban, seperti yang ditandai oleh hijrahnya Rasulullah,” tegas Syafruddin.

Sebagai informasi, video Panji Gumilang yang mengkritik masjid sedang beredar luas. Ia menggambarkan masjid bukan sebagai pusat peradaban, melainkan tempat bagi orang-orang yang putus asa.

“Masjid yang sejati ada di Vatikan, sementara di sini, masjid menjadi tempat orang-orang yang putus asa. Hanya numpuk, dipaksa mengisi kotak amal, lalu pergi,” ujar Panji dalam video tersebut.

“Masjid ini diklaim sebagai pusat peradaban, tetapi kenyataannya tidak ada. Yang ada hanya pengumpulan uang. Jika itu dianggap sebagai peradaban, itu memalukan. Orang yang masuk masjid jadi pelit, baru mau memberikan donasi ketika kotak amal beredar,” sambungnya.

“Kalau memang masjid adalah pusat peradaban, seharusnya setiap jemaah masjid memiliki rekening khusus untuk transfer donasi ke masjid,” pungkasnya.

, Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), membantah pernyataan Panji Gumilang yang mengatakan masjid bukanlah pusat peradaban.

“Masjid adalah pusat peradaban. Rasulullah ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah, yang pertama kali dibangun adalah masjid, yaitu Masjid Quba dan Nabawi pada tahun 610 Masehi. Jadi, masjid adalah pusat peradaban,” ungkap Syafruddin di Kantor DMI, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (21/7/2023).

Ia melanjutkan, pada saat itulah Nabi Muhammad SAW membangun peradaban Islam pertama di Masjid Nabawi, yang kemudian tersebar ke seluruh dunia.

“Ketika kita berbicara tentang masjid, berarti kita membicarakan sejarah, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah. Semua dimulai dari mana? Dari masjid,” jelas Syafruddin.

“Jadi saya hanya ingin membantah pernyataan tersebut. Masjid adalah pusat peradaban, seperti yang ditandai oleh hijrahnya Rasulullah,” tegas Syafruddin.

Sebagai informasi, video Panji Gumilang yang mengkritik masjid sedang beredar luas. Ia menggambarkan masjid bukan sebagai pusat peradaban, melainkan tempat bagi orang-orang yang putus asa.

“Masjid yang sejati ada di Vatikan, sementara di sini, masjid menjadi tempat orang-orang yang putus asa. Hanya numpuk, dipaksa mengisi kotak amal, lalu pergi,” ujar Panji dalam video tersebut.

“Masjid ini diklaim sebagai pusat peradaban, tetapi kenyataannya tidak ada. Yang ada hanya pengumpulan uang. Jika itu dianggap sebagai peradaban, itu memalukan. Orang yang masuk masjid jadi pelit, baru mau memberikan donasi ketika kotak amal beredar,” sambungnya.

“Kalau memang masjid adalah pusat peradaban, seharusnya setiap jemaah masjid memiliki rekening khusus untuk transfer donasi ke masjid,” pungkasnya.

Back to top button