Sebanyak 76,4 persen masyarakat mengaku bahwa para penyelenggara pemilu sudah cukup jujur dan adil dalam menggelar pesta demokrasi. Hal ini terungkap dalam temuan Lembaga Survei Indonesia periode 19-21 Februari 2024.
“Pada hari H pemilu pada exit poll LSI menanyakan pada pemilih apakah pemilu berlangsung jujur adil (Jurdil) 94,3 persen masyarakat pemilih menyatakan jurdil, tapi sekarang kita tanyakan pemilu 14 Februari lalu maka tingkat penilaian jurdil menurun tajam dari 94,3 menjadi 76,4 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilisnya, Minggu (25/2/204).
Hal serupa, tutur dia, terjadi juga pada penilaian kepuasan penyelenggaraan pemilu. Ia menyampaikan bahwa dalam kategori ini juga mengalami penurunan.
“Di exit poll kami menanyakan secara umum seberapa puas pemilih itu melihat penyelenggaraan pemilu 2024. Ketika exit poll 94,5 persen pemilih menyatakan bahwa dia puas dengan penyelenggaraan pemilu pada hari 14 Februari itu,” ucap dia.
“Tapi 5 sampai 10 hari kemudian kita tanyakan lagi tingkat kepuasannya turun, dari 94,5 persen menjadi 83,6 persen. Dalam waktu 5 sampai 10 hari itu ada penurunan yang signifikan sampai 10 persen dari tingkat kepuasan atas penyelenggaraan pemilu,” tutur dia menambahkan.
Menurut dia, penurunan inu terjadi lantaran adanya berita tentang penyelenggara pemilu berkenaan polemik Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), adanya pemungutan suara ulang dan lain sebagainya.
“Kalau tren yang berlanjut misalnya kalau kita survei lagi 10 hari lagi mungkin tingkat kepuasannya turun lagi mungkin kalau berita-berita terkait masalah negatif pemilu terus berlanjut,” ujarnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 19-21 Februari 2024. Dengan menggunakan metode random digit dialing (RDD). Responden yang dipilih sebanyak 1211 responden melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
