Hangout

Awas Stres, Bisa Picu Diabetes Hingga Muncul Kompilasi Penyakit

Diabetes atau penyakit gula merupakan masalah kesehatan global. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Rudy K, SpPD, DipTH, MM, MARS mengatakan stres dapat memicu terjadinya diabetes.

“Ternyata stres itu membuat gangguan dan meningkatan stres di tubuh kita dimana itu dapat mengganggu kerja hormon kita sehingga menganggu kerja insulin dan menyebabkan risiko diabetes semakin tinggi,” ujarnya saat temu media Nutrifood, Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Masih menurutnya, orang yang mengidap depresi juga dapat memicu terjadinya risiko diabetes.  Sehingga, hal ini harus diwaspadai mengingat tak hanya makanan manis yang harus dihindari namun depresi juga.

“Termasuk orang depresi itu juga risiko diabetesnya lebih tinggi,” sambungnya.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukan Indonesia menduduki peringkat ke lima dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia dan diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Gaya hidup yang tidak terkontrol dan mengonsumsi makanan gula yang tinggi dapat menyebabkan terus meningkatnya penyakit diabetes.

Mengingat tingginya angka penyakit diabetes di Indonesia, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Berbagai kompilasi penyakit juga dapat muncul akibat diabetes.

“Kondisi diabetes saat ini sangat mengkhawatirkan, menginat diabetes merupakan mother of diseases karena menyebabkan munculnya kompilasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta berbagai organ lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, untuk mengurangi risiko penyakit diabetes Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes telah melakukan penanggulangan penyakit diabetes melalui transformasi kesehatan.

“Kementerian kesehatan berkomitmen melakukan trasformasi kesehatan khususnya di layanan primer dan layanan rujukan. Transformasi layanan primer dengan promosi dan edukasi untuk merubah pola hidup, menjaga pola makan dan melakukan aktivitas fisik dengan perilaku CERDIK. Lalu deteksi dini faktor risiko diabetes dapat dilakukan di Posyandu. Sementara untuk transformasi layanan rujukan, disusun rujuan nasional,” pungkasnya.

Back to top button