News

AS Minta Iran Bolehkan Israel Lancarkan ‘Serangan Simbolik’ demi Selamatkan Muka Rezim Netanyahu


Pemerintah Amerika Serikat (AS) kabarnya telah melakukan kontak diplomatik dengan Iran untuk meminta Teheran agar mempersilakan Israel melancarkan ‘serangan simbolik’ sebagai balasan serangan drone dan misil pada akhir pekan lalu.

Serangan simbolik itu bertujuan untuk menyelamatkan muka pemerintahan rezim Benjamin Netanyahu di mata masyarakatnya.

“Iran telah menerima pesan dari mediator yang meminta agar rezim Israel diperbolehkan melancarkan satu serangan simbolik untuk menyelamatkan muka mereka dan juga meminta Iran untuk tidak membalas,” kata seorang pejabat militer Iran kepada The Cradle seperti dikutip Kamis (18/4/2024) .

Pejabat militer itu juga menambahkan, Teheran langsung menolak proposal AS tersebut. Republik Islam Iran juga mengingatkan, bahwa serangan dari Israel ke tanah Iran akan menerima respons sesegera dan sekeras mungkin.

Respons terhadap proposal AS dikirim langsung kepada diplomat di Swiss oleh pejabat Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan bukan oleh Kementerian Luar Negeri. Menurut pejabat militer Iran itu, keputusan mengirim langsung pejabat IRGC bertujuan untuk, ‘mengirim peringatan kuat kepada AS’.

“Iran secara sukses telah membuat malu semua jaringan radar dan sistem antimisil AS dan rezim Israel. AS bahkan mengaktifkan semua satelit yang diparkir di kawasan (Timur Tengah) untuk perlindungan maksimal namun gagal,” kata pejabat militer Iran itu menambahkan.

Fakta ini diungkap setelah pejabat Kementerian Pertahanan AS telah mengatakan kepada media Barat, mereka memperkirakan akan adanya respons terbatas dari Israel terhadap Iran, yang mana akan fokus pada target-target di luar teritori Iran.

Namun, pejabat AS menekankan Tel Aviv tidak memberikan taklimat kepada Pentagon terkait keputusan final saat diskusi di kabinet perang Israel masih berlangsung.

“AS tidak berniat ambil bagian dalam respons militer (Israel ke Iran),” demikian keterangan pihak Kemenhan AS.

Israel sebelumnya bersumpah akan merespons operasi militer Iran pada akhir pekan lalu. “Peluncuran begitu banyak misil dan drone ke wilayan Israel akan direspons,” ujar Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, pada Minggu (14/4/2024).

Berbicara terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani kepada televisi setempat pada Senin (15/4/2024) menegaskan respons terhadap serangan Israel akan terjadi dalam hitungan detik. Hal itu berbeda dengan respons Iran yang memakan waktu hingga dua pekan sejak kantor konsulatnya di Damaskus, Suriah dirudal Israel.

Pada Senin lalu, PM Israel Benjamin Netanyahu menolak menerima panggilan telepon dari para pemimpin Barat karena dia takut akan mendapat tekanan yang akan mencegahnya merespons serangan Iran terhadap Israel.

Para pemimpin asing berusaha menjadwalkan pembicaraan dengan Netanyahu menyusul serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024), namun ditolak, menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN.

Netanyahu disebut hanya berbicara dengan Presiden AS Joe Biden pada Sabtu. Namun, kantor Netanyahu tidak menanggapi isu tersebut, sebut KAN.

Sementara harian Israel, Haaretz mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan, tekanan internasional saat ini terhadap Israel sangat besar dan secara signifikan mempengaruhi keputusan untuk menyerang Iran. Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan membalas serangan drone dan rudal Iran secara bijak, bukan secara emosional.

“Kami akan menanggapi Iran, tapi akan bertindak bijaksana dan bukan dengan emosi. Mereka perlu diberi tekanan dengan cara yang sama seperti mereka membuat kita merasa tertekan,” kata Netanyahu seperti dikutip oleh KAN, Senin.

Selain itu, Netanyahu mengatakan, pertemuan dengan anggota partai berkuasa Likud bahwa balasan Israel harus berkoordinasi dengan AS, sebut laporan itu. Israel berjanji akan memberitahu Washington untuk menghindari situasi di mana pasukan AS dapat berada dalam bahaya, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa Washington menuntut hal ini setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus tanpa memberitahu AS atas rencana tersebut.

Pada akhir pekan lalu, Korps Garda Revolusi Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke arah Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan Israel berhasil mencegat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone. Serangan Iran terjadi sebagai respons atas serangan udara Israel terhadap konsulat mereka di ibu kota Suriah pada 1 April 2024.
 

Back to top button