News

90 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel Sejak Awal Tahun 2023

Krisis kemanusiaan yang terus memburuk di desa Yabad, Tepi Barat, dekat Jenin mencatat angka tragis, berdasarkan data dari Otoritas Palestina 90 warga Palestina tewas akibat serangan oleh tentara Israel sejak awal tahun ini.

Ketegangan yang meningkat di wilayah pendudukan Tepi Barat telah memicu peningkatan tindakan kekerasan, termasuk penyerbuan Israel terhadap kota-kota Palestina, yang menambah daftar korban jiwa dari kedua belah pihak.

Menguatnya kekerasan yang terjadi bermula pada 26 Februari di mana terjadi pembunuhan di Desa Huwara oleh seorang pria bersenjata Palestina terhadap dua bersaudara dari permukiman Yahudi. Insiden ini memicu kerusuhan balas dendam oleh para pemukim.

Kerusuhan itu memicu kemarahan dan kecaman di seluruh dunia, yang meningkat. Terutama ketika Menteri Keuangan Ultranasionalis Bezalel Smotrich, yang bertanggung jawab atas administrasi Tepi Barat, mengatakan, Desa Huwara harus dihapus.

Hingga kini belum ada tanda-tanda kekerasan akan berakhir di bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi.

Pemuda Palestina tewas akibat luka tembak

Terkini menurut kantor berita Turki Anadolu mewartakan, seorang pemuda Palestina berusia 23 tahun bernama Amir Mohammad Loulah asal Kota Zawata, barat Nablus, Tepi Barat, dikabarkan meninggal dunia akibat luka tembak yang dideritanya pada bulan Februari lalu.

Luka tersebut merupakan akibat serangan yang dilancarkan oleh tentara Israel saat melakukan penyerbuan ke kota tersebut pada 22 Februari.

Dalam penyerbuan, setidaknya 11 warga Palestina tewas, dan lebih dari 20 orang lainnya mengalami luka-luka.

Tegangnya situasi di wilayah pendudukan Tepi Barat telah mencapai puncak dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan meningkatnya frekuensi penyerbuan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap kota-kota Palestina.

Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, dalam Perang Timur Tengah 1967. Sementara, Tepi Barat adalah wilayah yang dimiliki warga Palestina untuk negara masa depan mereka.

Dalam beberapa dekade sejak pencaplokan wilayah itu, lebih dari 500 ribu pemukim Yahudi telah pindah kelusinan permukiman di Tepi Barat. Sementara, aksi pendudukan tersebut terus mendapat kecaman oleh masyarakat internasional dan dianggap upaya ilegal yang merupakan penghalang terwujudnya perdamaian dua negara.

Back to top button