Gallery

7 Hukuman yang Mendidik untuk Siswa Nakal atau Tidak Mengerjakan PR

Seorang guru di Lamongan, Jawa Timur berininal REP dipecat lantaran menggunduli 19 siswanya karena tidak mengenakan ciput atau dalaman jilbab.

REP mungkin menganggap hukumannya itu akan memberikan efek jera. Tapi tindakan REP telah membuatnya harus kehilangan jabatan guru dan terancam pidana karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.

Dikutip dari laman KejarPena, salah satu cara untuk membuat jera murid yang nakal dan tidak patuh aturan, adalah dengan memberikan hukuman.

Tidak semua bentuk hukuman bersifat negatif, tetapi ada pula hukuman yang mendidik dan tetap membuat jera. Berikut beberapa hukuman yang mendidik.

1. Mengerjakan Soal di Papan Tulis

Hukuman mengerjakan soal di papan tulis biasanya diberikan oleh guru untuk murid yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas. Misalknya karena murid ketahuan mengobrol atau tidur.

Hukuman ini masih cocok dan relevan untuk diterapkan untuk murid dari tingkat SD sampai SMA.

Murid akan dipanggil ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal. Guru juga bisa menyuruh murid menjelaskan kembali apa yang baru dijelaskan oleh guru.

Hal ini dilakukan supaya murid yang dihukum merasa malu akan kelakuannya dan juga karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Pada akhirnya, murid akan sadar pentingnya memperhatikan pelajaran.

2. Menulis Beberapa Halaman Permintaan Maaf di Dalam Buku

Mungkin saat SD, semua dari kita pernah mengalaminya. Dihukum oleh guru dan disuruh menulis kata maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan sebanyak beberapa lembar di dalam buku atau kertas bolak-balik.

Biasanya dilakukan oleh guru untuk murid yang tidak mengerjakan PR atau terlambat datang ke sekolah. Hukuman ini tentunya melelahkan jari-jari tangan murid. Akhirnya, tangan jadi pegal karena menulis pernyataan maaf berkali-kali.

Memang tidak menyakitkan, tetapi hukuman ini selain memberi efek jera kepada murid juga bisa mengajarkan murid tentang pentingnya mengucapkan maaf dan bertanggung jawab atas kesalahan setelah berbuat salah.

3. Memberikan Tugas Tambahan

Hukuman ini bisa diberikan kepada murid yang melanggar aturan, seperti tidak mengerjakan PR, tidak mengerjakan PR secara lengkap, atau telat masuk kelas setelah istirahat. Ada bermacam-macam bentuk hukuman yang dapat dipilih.

Guru biasanya memberi PR tambahan untuk pertemuan selanjutnya atau memberi soal tambahan yang harus dikerjakan sebelum pulang sekolah.

Bentuk yang lebih ekstrem, murid disuruh guru untuk membersihkan kelas, toilet, dan halaman sekolah. Hukuman ini bisa melatih kedisiplinan murid, juga mengedukasi siswa untuk hidup tertib dan bersih.

Contoh tugas lain, dengan membuat makalah dengan materi yang cukup merepotkan.

4. Merangkum Materi Pelajaran

Kalau ini benar-benar hukuman yang mendidik murid. Dengan hukuman merangkum materi pelajaran, murid jadi tambah pintar karena hukuman ini akan memaksa siswa belajar dan membuka buku. Murid jadi memahami materi secara menyeluruh.

Seperti hukuman-hukuman lain, sanksi ini juga diberikan karena biasanya murid tidak mengerjakan PR, tidak memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas, mengobrol dengan teman, atau ketahuan tidur di kelas.

Memang kegiatan merangkum ini tidak terlalu sulit. Namun, butuh kesabaran dalam memahami materi dan menulis tulisan yang akan diringkas atau dirangkum di buku. Lebih-lebih, kalau ternyata guru menyuruh merangkum satu buku penuh.

5. Menyanyikan Lagu di Depan Kelas

Hukuman ini bisa membuat suasana kelas juga jadi seru dan banyak yang tertawa. Murid yang mendapat hukuman akan disuruh menyanyikan lagu, baik lagu kebangsaan, lagu daerah, lagu anak-anak, atau lagu apapun yang mau dinyanyikan.

Menyanyikan lagu kebangsaan juga sekaligus bisa membangkitkan nasionalisme dan membuat banyak murid jadi lebih hafal lagu kebangsaan. Ini juga merupakan upaya agar murid tidak hanya tahu dan hafal lagu-lagu pop saja.

Lagu daerah dan lagu anak-anak juga sudah sering dilupakan murid. Jadi, kalau disuruh menyanyikan ini juga akan menjadi tantangan bagi mereka.

6. Membacakan Materi Pelajaran yang Telah Dihafal di Depan Kelas

Pasti ada saja murid yang tidak serius dalam menghafal materi pelajaran. Saat guru bertanya, murid tersebut tidak bisa menjawab. Murid tersebut juga tidak serius ketika mengikuti pembelajaran di kelas.

Pada akhirnya, guru memberikan hukuman untuk menghafal lagi materinya untuk dibacakan di depan kelas. Sama dengan merangkum, keduanya sama-sama mendidik.

Dengan hukuman seperti ini, murid akan dituntut untuk belajar lebih sabar. Murid juga lebih meningkat semangat belajarnya.

Selain memberi efek jera, murid juga mendapat pengetahuan yang bisa berguna bagi pembelajarannya atau bisa mengerjakan saat ujian.

7. Membawa Murid ke Ruang Guru

Hukuman ini bisa membuat murid jadi jera dan lebih taat kepada guru. Dengan membawa ke ruang guru, maka semua guru akan melihat murid tersebut. Ada kemungkinan juga guru-guru lain akan menambah hukuman atau menjahili murid tersebut.

Ini juga bisa dilakukan setelah melakukan razia di sekolah, misalnya kepada para murid laki-laki yang terkena razia rambut gondrong. Dengan dibawa ke ruang guru, mereka bisa digunting rambutnya supaya mereka dapat merapikan rambut setelah pulang sekolah.

Sanksi ini juga dapat diberikan saat murid tidak memakai sepatu, kaus kaki, atau seragam sesuai dengan aturan. Di ruang guru, mereka akan disuruh menaruh sepatu atau kaus kaki. Jadi, tidak diperbolehkan memakai sepatu seharian.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button