Hangout

10 Tradisi Idul Adha di Indonesia yang Unik dan Penuh Makna

Ditulis oleh: Amalia Fildzah

Idul Adha merupakan salah satu hari raya bagi umat Islam di seluruh dunia. Hari Raya Idul Adha diawali dengan melaksanakan ibadah sholat Idul Adha kemudian dilanjutkan dengan memotong hewan kurban.

Meskipun identik dengan memotong hewan kurban, namun beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi unik saat Idul Adha. Bukan tanpa makna, tradisi unik ini sudah dilakukan turun temurun dan memiliki nilai moral tinggi.

Lalu apa saja tradisi unik itu? Melansir dari berbagai sumber, berikut tradisi unik masyarakat Indonesia menyambut Idul Adha.

1. Meugang di Aceh

Meugang di Aceh merupakan salah satu tradisi idul adha unik di indonesia
Foto: iStock Photo

Tradisi unik pertama adalah mengaung di Aceh. Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga serta kerabat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Aceh kepada Allah SWT.

Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh dengan memotong hewan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. 

Proses meugang diawali dengan memotong hewan kurban. Selanjutnya membagikan daging kepada warga sekitar atau fakir miskin.

Hingga kini, tradisi tersebut masih dijalankan oleh seluruh masyarakat Aceh dan membagikan daging hasil kurban kepada warga sekitar dan fakir miskin.

Meski inti acaranya adalah penyembelihan dan pembagian daging hewan kurban, tapi ada juga warga yang membeli daging di pasar. Tradisi ini mempunyai tujuan mempererat hubungan kekeluargaan.

2. Apitan di Semarang 

adat apitan semarang
Foto: iStock Photo

Tradisi Apitan berasal dari adanya bulan yang diapit bulan Syawal dan bulan Dzulhijjah. Rangkaian acara dimulai dengan aksi kuda lumping dari kelompok kesenian Turonggo Seto.

Dulunya, ini merupakan suatu sarana dan prasarana untuk kegiatan sedekah bumi apitan yang kemudian dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang merakyat serta dapat menghibur masyarakat Sampangan Semarang.

Apitan merupakan bentuk syukur warga terhadap rezeki (hasil bumi) yang Allah SWT berikan. Warga yang ikut serta dalam Apitan akan berebut demi mengambil hasil tani yang menjadi arakan.

3. Gamelan Sekaten di Cirebon

Gamelan Sekaten di Cirebon
Foto: iStock Photo

Tradisi unik selanjutnya berasal dari Cirebon, yaitu Gamelan Sekaten. Gamelan Sekaten adalah perayaan khas Cirebon yang dipercaya merupakan salah satu dari bagian dakwah Sunan Gunung Jati saat menyebarkan Islam di tanah Cirebon.

Gamelan Sekaten selalu dibunyikan setiap perayaan hari besar agama Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, dan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon, menjadi penanda bahwa umat Islam di Cirebon tengah merayakan hari kemenangan.

4. Grebek Gunungan di Yogyakarta

Grebek Gunungan Di Yogyakarta - inilah.com
Foto: iStock Photo

Tradisi turun temurun ini identik dengan arak-arakan atau kirab gunungan. Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Grebeg Besar merupakan tradisi yang digelar oleh Keraton Yogyakarta, untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.

Ada tujuh buah gunungan yang tersusun sedemikian rupa dalam tradisi ini. Ketujuh gunungan akan dibagi di tiga tempat berbeda yakni halaman Kagungan dalem Masjid Gede, Pendopo Kawedanan Pengulon, dan Kepatihan serta Puro.

Warga setempat yang datang menyaksikan akan berebutan hasil tani yang diarak. Menurut kepercayaan setempat, jika kamu berhasil mengambil hasil bumi dalam bentuk gunungan ini maka artinya bisa mendatangkan berkah.

5. Manten Sapi di Pasuruan

The Cow Eats The Wedding Bouquet Of The Bride And Groom - inilah.com
Foto: iStock Photo

Ternyata Pasuruan juga memiliki tradisi unik menyambut Hari Raya Idul Adha, yaitu manten sapi. Dalam pelaksanaannya, sapi kurban akan dimandikan dan dihias dengan cantik. 

Sapi diberikan kalung bunga tujuh rupa, dibalut dengan kain kafan, sorban dan sajadah. Penggunaan kain kafan merupakan simbol kesucian bagi orang yang berkurban.

Setelah itu, semua sapi akan diarak menuju masjid untuk diserahkan kepada panitia kurban. Masyarakat setempat mengadakan acara ini untuk memberikan penghormatan terhadap sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.

6. Toron dan Nyalasi di Madura

Toron Dan Nyalasi Di Madura - inilah.com
Foto: iStock Photo

Warga Madura memiliki 2 tradisi mudik, yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha dan mudik saat Idul Adha disebut dengan tradisi toron.

Toron dalam bahasa Madura berarti turun ke bawah di mana orang-orang Madura yang sedang merantau atau bekerja keluar daerah akan pulang ke kampung halamannya.

Sedangkan, dalam bahasa Madura, nyalase berarti nyekar atau ziarah ke makam untuk mendoakan para leluhur. Kegiatan nyalase ini biasa mereka lakukan setelah pelaksanaan shalat Idul Adha.

7. Mepe Kasur di Banyuwangi

Mepe Kasur Di Banyuwangi - inilah.com
Foto: Antara News

Jelang Idul Adha, ada tradisi unik bernama Mepe Kasur di Banyuwangi mulai dari pagi hingga sore hari. Tradisi ini khususnya dilakukan masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Uniknya tradisi ini adalah semua kasur yang dijemur berwarna sama, yaitu merah dan hitam. Hitam memiliki arti langgeng dan merah itu berani.

Tradisi ini berlangsung menjelang hari raya kurban dengan tujuan menolak bala dan menjaga keharmonisan rumah tangga.

8. Ngejot di Bali

Ngejot Di Bali, tradisi idul adha di indonesia
Foto: Antara News

Tak hanya dikenal dengan wisata mancanegaranya, Bali juga dikenal memiliki toleransi tinggi antar umat beragama. Di Bali juga termyata ada tradisi unik menyambut Idul Adha, yakni ngejot.

Dikutip dari kemenag.com, ngejot adalah rutinitas umat beragama di Bali untuk merayakan hari penting dalam keagamaan, termasuk saat Idul Adha.

Perbedaan agama dan toleransi yang tinggi di masyarakat Bali justru menghasilkan tradisi penuh makna.

Warga muslim Bali akan menjalankan tradisi ini dengan berbagi makanan, minuman, serta buah kepada tetangga nonmuslim. Kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur warga muslim terhadap tetangganya yang memiliki toleransi tinggi.

9. Accera Kalompoang di Gowa

Accera Kalompoang Di Gowa - inilah.com
Foto: Antara News

Di Gowa, Sulawesi Selatan ternyata memiliki tradisi penuh makna dan sakral, yaitu accera kalompoang. Sebuah acara resmi untuk mencuci benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Gowa.

Tradisi ini dilakukan dua hari berturut-turut, sehari sebelum Idul Adha dan di hari raya itu sendiri. Prosesinya dilakukan di Istana Raja Gowa atau Rumah Adat Balla Lompoa.

Acara ini sendiri menjadi salah satu upaya untuk mempersatukan keluarga kerajaan dengan pemerintah.

10. Kaul Negeri dan Abda’u di Maluku Tengah

tradisi idul adha di indonesia unik, Kaul Negeri Dan Abda’u Di Maluku Tengah 1 - inilah.com
Foto: Antara Foto

Yang terakhir, masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, merayakan kaul dan abda’u sesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah.

Kaul dan abda’u adalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Tulehu. 

Kaul dan Abda’u telah dilakukan masyarakat Tuhelu sejak abad ke-17. Prosesnya, diawali oleh pemuka adat dan agama di Negeri Tulehu akan menggendong 3 ekor kambing dengan kain setelah shalat Idul Adha selesai. 

Mereka akan berjalan mengelilingi desa dengan iringan takbir dan shalawat menuju masjid. Baru setelahnya, penyembelihan hewan kurban akan berlangsung setelah Ashar.

Tujuan perayaan Idul Adha yang sudah berjalan ratusan tahun ini untuk menolak bala serta meminta perlindungan kepada Tuhan.

Itulah beberapa tradisi unik yang dilakukan masyarakat diberbagai daerah di Indonesia saat Idul Adha. Selain memiliki nilai moral yang mendalam, tradisi tersebut juga mengajarkan kita pentingnya memiliki toleransi tinggi sesame umat beragama.

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Back to top button