NewsOtotekno

Viral Modus Penipuan Melalui ‘Add Yours’ Instagram, Ini Penjelasan Pakar Siber

Sebuah unggahan yang menyebut adanya dugaan modus penipuan, viral di media sosial, Selasa (23/11). Disebutkan bahwa upaya penipuan tersebut dilakukan melalui  fitur interaktif sticker challenge ‘Add Yours’ pada aplikasi Instagram.

Informasi tersebut diunggah akun Twitter @ditamoechtar.

“Pagi tadi teman saya telepon, nangis-nangis habis ditipu katanya. Biasalah, penipu yang telepon minta transfer gitu,” cerita Dita via akun twitternya, Selasa (23/11)”

Baca Juga: Awas, Ada Upaya Penipuan Lewat Fitur ‘Add Yours’ di Instagram

Ternyata, sang teman langsung percaya dan mentransfer sejumlah uang karena penipu memanggilnya dengan nama Pim. Padahal, panggilan nama Pim hanya diketahui oleh orang terdekatnya saja yang diketahui informasi didapat penipu dengan memanfaatkan fitur sticker ‘Add Yours’.

Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa modus dengan fitur challenge ini tidak “salah”, ia lebih menyoroti ke faktor kecerobohan dari penggunanya.

“lebih ke netizen yang menggunakan dengan cara yang cukup beresiko. Dalam berbagai kesempatan bahkan saya sampaikan pada masyarakat, sebisa mungkin tidak melakukan upload saat antar anak sekolah. Karena dari itu saja, para pelaku kejahatan bisa melakukan profiling dengan berbagai tujuan,” ujar Pratama saat dihubungi Inilah.com, Selasa (23/11).

Lebih lanjut Pratama menjelaskan biasanya memang dari sisi ancaman pengguna tak banyak yang menyadari bahwa individu telah membagikan informasi yang bersifat rahasia, lewat kuis atau fitur tambahan seperti contohnya Add Yours yang bisa menampilkan nama, wajah, sampai lokasi sekolah anak, bahkan nama saudara, ART dan juga sopir yang biasa menjemput.

“Jadi memang data ini seperti pisau bermata dua, satu sisi bisa sangat berguna, namun juga bisa berbahaya bila jatuh ke tangan yang salah. Karena itu kita harus bijaksana dalam bermedia sosial, jangan berlebihan, hanya sekedar untuk meningkatkan impresi postingan media sosial kita,” jelasnya.

Pratama menyarankan pengguna media sosial agaknya lebih sensitif dan menghindari untuk membagikan data kependudukan yang sifatnya pribadi. Hal itu lantaran dapat berpotensi melancarkan aksi kejahatan lewat rekayasa sosial.

“Sebisa mungkin kurangi postingan terkait data-data pribadi kita, bahkan sama sekali jangan. Karena itu banyak juga artis yang enggan memposting sekedar wajah anak mereka di media sosial dengan alasan privasi,” kata Pratama yang pernah menjadi pejabat Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang kini menjadi BSSN.

Di samping itu Pratama menjelaskan bahwa penjahat siber bisa mendapatkan nomor telepon pengguna, dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menelusuri postingan pengguna yang menyematkan nomor telepon untuk dijadikan informasi tambahan jika berjualan atau bertransaksi di media sosial.

“Pastikan semua data pribadi ini jangan diupload, seperti KTP, KK, bahkan foto sertifikat vaksin. Bahkan sebisa mungkin orang jangan sampai dengan mudah mengetahui alamat kita dan nomor kita.” kata Pratama.

Langkah Antisipasi

Guna mencegah dampak dari penipuan ini, Pratama menyarankan kepada masyarakat untuk membuat pengaturan private pada platform untuk perangkat ponsel maupun laptop.

Dengan membuat Akun menjadi private sehingga hanya orang-orang yang sudah diapprove sebagai teman saja yang bisa melihat postingan yang diunggah.

“Namun kembali lagi ke masing-masing, meskipun sudah private akunnya, namun postingan tetap harus dijaga dan dibatasi agar tidak kebablasan,” pungkasnya.

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button