News

Tolak Oligarki dan Politik Dinasti, Komunitas Aktivis Dukung Kekuatan Gerakan Anak Muda

Sejumlah komunitas anak muda di Samarinda, Kalimantan Timur, menyoroti persoalan pragmatisme di kalangan pemuda dalam berpolitik. Selain itu, mencermati fenomena elitisme dan politik dinasti yang menguat seiring dengan dominasi oligarki dalam wajah politik mulai dari daerah sampai nasional.

Tokoh anak muda Samarinda yang juga Founder Forum Milenial Nusantara, Husain Firdaus, menyatakan dukungannya terhadap gagasan gerakan politik alternatif mengingat wilayah utama politik telah didominasi oleh pragmatisme apatisme di satu sisi, dan di sisi lain oligarkisme dan politik dinasti. 

Husain menilai antara lain gagasan capres alternatif yang digerakkan sejumlah komunitas kepemudaan di sejumlah daerah merupakan sebuah gagasan rasional. “Wacana capres alternatif merupakan respons cerdas dan sikap kritis anak-anak muda untuk menantang gejala elitisme dan kesenjangan politik yang semakin menguat di berbagai lini, ekonomi maupun politik,” kata Husain dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip Rabu (11/10/2023).

Menurut Husain, menguatnya apatisme di satu sisi dan politik dinasti dan oligarki di sisi lain menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi aktivis anak muda saat ini.

Ia menuturkan bahwa bagi anak-anak muda Pemilu 2024 menjadi momen penting mengubah budaya politik pragmatisme dan apatisme di kalangan anak muda. Selain itu, menghadapi momentum politik ini anak muda juga harus dapat menggalang kekuatan kolaboratif untuk merespons secara cerdas oligarkisme dan dinasti politik yang semakin mengkhawatirkan kita bersama.

“Anak-anak muda di berbagai daerah hari ini isunya adalah kesenjangan akses, akses untuk anak-anak muda ini maju tidak tersebar secara merata. Elitisme, politik dinasti dan oligarkisme cenderung menutup kesempatan dan ruang anak muda secara umum untuk bersama-sama memajukan negara dan bangsa. Padahal negara ini kan milik anak bangsa, bukan negara ‘anak mantu’ dan juga bukan negara milik sekelompok orang tertentu,” ujar Husain.

Pertemuan komunitas anak muda Samarinda baru-baru ini yang digagas Forum Milenial Nusantara mendukung gagasan desain politik alternatif sebagai sebuah gerakan moral dan gerakan kritis terhadap situasi politik nasional secara umum. Dukungan terkait pimpinan alternatif sejak awal harus terus digaungkan.

“Menurut kami, bacapres yang ada sesungguhnya belum ada yang mampu merangkul dan menyentuh isu-isu penting anak muda, seperti isu pendidikan, isu sosial budaya, isu lapangan kerja, isu lingkungan hidup dan berbagai isu lainnya,” kata dia.

Padahal, sambung dia, sebagai pemilik demografi terbesar dalam pemilu suara anak-anak muda sangat signifikan pengaruhnya. “Anak muda juga jangan mau hanya dijadikan alat atau display pelengkap untuk kepentingan sempit para politisi,” tambah Husain.

Ia menekankan bahwa harus dicari sosok pemimpin muda yang benar-benar paham dan memperjuangkan kepentingan anak-anak muda. Sebagai contoh, pihaknya menilai sosok Dimas Oky Nugroho sebagai Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, selama ini sudah berkecimpung di berbagai pengalaman, baik di isu politik, budaya dan ekonomi. “Juga dekat dengan banyak elemen, sehingga relevan untuk menjadi salah satu pemimpin muda alternatif yang kita majukan,” lanjut Husain.

Back to top button