Ototekno

Teknologi Super-App JID untuk Pengelolaan Lalu Lintas yang Efisien

Operator jalan tol Jasa Marga baru ini mengembangkan inovasi berbasis teknologi yang berkelanjutan untuk mendukung proses bisnis perusahaan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna jalan dan pemangku kepentingan terkait. Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan oleh Jasa Marga tahun ini adalah peningkatan teknologi digital yang memungkinkan pemantauan, evaluasi, dan memberikan rekomendasi terkait kebijakan pengaturan lalu lintas kepada pemangku kepentingan serta memberikan akses informasi yang lebih mudah dan terkini kepada pengguna jalan.

Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur, menyampaikan bahwa Jasa Marga, sebagai operator jalan tol pertama di Indonesia yang mengimplementasikan Intelligent Transportation System (ITS), terus mengembangkan sistem ini melalui super-app Jasamarga Integrated Digitalmap (JID). Aplikasi JID digunakan oleh Jasamarga Tollroad Command Center (JMTC) untuk mengintegrasikan pengelolaan pelayanan jalan tol yang terintegrasi dan menjadi sumber pusat informasi lalu lintas.

Super-app JID yang merupakan perwujudan dari sistem ITS memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Advanced Traffic Management System (ATMS) untuk memantau kondisi dan situasi lalu lintas melalui peta digital yang terintegrasi dengan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di seluruh ruas jalan tol Jasa Marga. Sistem ini didukung oleh 1.900 CCTV yang tersebar di setiap 500 meter di ruas jalan tol, 65 analisis CCTV, 52 perangkat penghitung lalu lintas, dan jaringan fiber optik.
  • Incident Management System (IMS) untuk memberikan notifikasi terkait gangguan lalu lintas, rekayasa lalu lintas, dan kegiatan pemeliharaan jalan tol. Sistem ini didukung oleh 31 sensor dan 14 CCTV untuk memantau penyimpanan air di sekitar jalan tol, serta 3 anemometer untuk memantau kecepatan angin di Jalan Tol
  • Bali Mandara.Road Safety and Traffic Violation untuk memantau kendaraan yang melebihi batas kecepatan dan beban muatan yang melintasi jalan tol. Sistem ini didukung oleh 26 Speed Camera dan 7 unit Weigh in Motion.
  • Electronic Toll Collection System untuk memantau transaksi gerbang tol secara real-time.
  • Intelligent Tollroad Maintenance System (ITMS) untuk mengelola aset infrastruktur dan pemeliharaan jalan tol. Sistem ini didukung oleh Hawkeye, yaitu kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk mengumpulkan data teknis perkerasan jalan dan jembatan di ruas tol, seperti ketidakrataan, kekesatan, dan kelendutan.
  • Advanced Traveler Information System (ATIS) untuk memberikan informasi mengenai kondisi lalu lintas dan rest area di jalan tol kepada pengguna jalan melalui 204 Dynamic Message Sign (DMS) yang tersebar di seluruh jalan tol Jasa Marga Group, One Call Center 14080, dan aplikasi Travoy.

Subakti menjelaskan bahwa sistem ini mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group, menghasilkan data dan informasi yang kemudian dianalisis oleh sejumlah pakar di Jasa Marga untuk dimanfaatkan secara optimal oleh para pengambil keputusan. Hal ini menjadikan Jasa Marga sebagai operator jalan tol dengan sistem pengolahan data lalu lintas jalan tol yang terlengkap dan terpadu di Indonesia.

“Sistem tersebut mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group, yang menghasilkan data dan informasi yang kemudian dianalisa oleh sejumlah Expert Talent di Jasa Marga untuk dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pengambil keputusan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/4/2023).

Dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jalan, terutama saat terjadi lonjakan volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan tol pada periode libur Hari Raya Idul Fitri 1444H, Jasa Marga merekomendasikan berbagai strategi untuk mengoptimalkan kapasitas jalan tol yang ada dan distribusi lalu lintas guna menghindari penumpukan kendaraan.

Untuk memantau kapasitas maksimal yang dapat ditampung di ruas jalan tol, Jasa Marga menggunakan teknologi counting digital berbasis radar dan analisis CCTV berbasis kecerdasan buatan (AI). Standar yang disepakati meliputi kecepatan minimum 40 km/jam, kapasitas maksimum jalan tol dengan rasio volume terhadap kapasitas (V/C ratio) di bawah 0,8, masa transisi selama sekitar 2 jam, serta faktor keselamatan.

Apabila volume kendaraan per jam mendekati kapasitas maksimal pada suatu segmen ruas jalan tol, sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk melakukan pengaturan lalu lintas. Koordinasi dilakukan dengan stakeholder, terutama Kepolisian sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam rekayasa lalu lintas.

Masing-masing gerbang tol dilengkapi dengan indikator volume lalu lintas setiap jam. Indikator ini terus dipantau selama tiga jam berturut-turut. Jika jumlah kendaraan dalam tiga jam melebihi batas maksimum indikator, maka akan dilakukan rekayasa lalu lintas seperti pembuatan jalur satu arah (one way) dan penyeberangan arus (contraflow). Tidak hanya saat pemberlakuan rekayasa lalu lintas, pantauan tiga jam berturut-turut ini juga dilakukan sebelum pihak Kepolisian menghentikan rekayasa lalu lintas.

Back to top button