News

Tank Leopard-2 Jerman Keok, Jadi Bahan Olok-olok Rusia

Kendaraan tempur infanteri Leopard-2 buatan Jerman dan M2 Bradley buatan Amerika Serikat dilaporkan tak berdaya di medan perang Ukraina. Rusia pun mengolok-olok kemampuan tank yang disebut-sebut sebagai yang paling modern dan tangguh di dunia itu.

Menurut Oryx, situs web analisis pertahanan intelijen sumber terbuka (OSINT) Belanda, Ukraina telah kehilangan lebih dari enam tank. Beberapa hancur sementara yang lain ditinggalkan pasukannya dalam serangan balasan mereka baru-baru ini.

Namun, angka yang diklaim oleh para blogger pro-Rusia jauh lebih banyak. Mengutip Eurasian Times, awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menampilkan kendaraan tempur infanteri Leopard-2 buatan Jerman dan M2 Bradley buatan AS yang katanya ditangkap oleh pasukannya di Ukraina. Video tersebut menjadi viral di media sosial dan mendorong pejabat Rusia untuk mengolok-olok tank Jerman.

Misalnya, perwakilan tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, dengan sinis mengatakan kepada saluran televisi Rusia baru-baru ini bahwa tank Leopard Jerman akan segera diusulkan untuk didaftarkan dalam Buku Merah karena militer Rusia terus menghancurkannya.

Buku Data Merah Federasi Rusia, juga disebut sebagai Buku Merah atau Buku Data Merah Rusia adalah publikasi pemerintah yang digunakan untuk mencatat spesies hewan, tumbuhan, dan jamur langka yang terancam punah, serta beberapa subspesies lokal seperti anjing laut Ladoga, yang ada di wilayah Federasi Rusia.

“Saya berharap mereka akan gagal dengan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya dan serangan di Kherson dan Zaporizhzhia. Macan Tutul (Tank Leopard) Jerman akan segera diusulkan untuk dimasukkan dalam Buku Merah karena Rusia sedang menghancurkan mereka,” kata Ulyanov, mengutip Eurasian Times.

Ejekan, sindiran dan olok-olok sering dipertontonkan oleh kedua belah pihak, baik Rusia maupun Ukraina dan Barat dalam konflik yang sedang berlangsung itu. Sebuah artikel yang diterbitkan di kantor berita negara Rusia RIA Novosti menyampaikan salah satu kritik terburuk terhadap tank Leopard-2 buatan Jerman.

Menurut laporan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada koresponden perang Rusia minggu lalu bahwa Militer Ukraina kehilangan lebih dari 160 tank dalam serangan balasannya. Angka-angka ini, telah dibantah oleh pengamat militer Barat dan kelompok pelacak perang.

Tank Leopard 2a6 - inilah.com
Tank Leopard 2A6

Ukraina telah kehilangan lebih banyak tank tempur utama atau Main Battle Tank (MBT) dan kendaraan tempur infanteri (IFV) daripada yang diantisipasi saat menyerang posisi pertahanan Rusia. Setelah itu, Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Melnyk, meminta Jerman untuk menambah tank Leopard-2 di atas 18 varian Leopard-2A6 yang sudah dikirimkan Berlin. Setiap Leopard-2 bernilai emas untuk serangan yang menentukan, kata pihak Ukraina.

Namun, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan bahwa Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman) tidak akan dapat memberi kompensasi kepada Ukraina atas semua tank yang dihancurkan atau direbut oleh Angkatan Bersenjata Rusia.

Meskipun sekutu NATO lainnya, Belanda dan Denmark, telah membuka kesempatan untuk membeli 14 tank Leopard-2 dari produsen senjata Jerman Rheinmetall untuk Ukraina, publikasi Rusia telah menggunakan penolakan Jerman untuk menyamakannya dengan mundurnya Jerman setelah serangan balasan Ukraina yang rapuh.

Rusia sebut Jerman mundur seperti di PD II

Laporan itu juga menyebutkan Jerman dikejutkan oleh hilangnya “Leopards” dan sedang mencari cara untuk mundur. Laporan tersebut menyamakan hilangnya tank yang dihadapi oleh pasukan Ukraina baru-baru ini dengan pertempuran Stalingrad selama Perang Dunia II di mana Nazi Jerman digulingkan oleh Tentara Soviet dan kehilangan lebih dari 500 tank.

Pertempuran Stalingrad dikenal sebagai pertempuran paling mematikan yang terjadi selama Perang Dunia Kedua. Dalam peristiwa itu terjadi perang kota dan ditandai dengan aksi perang jarak dekat yang sengit dan serangan serangan udara langsung terhadap pasukan.

Pertempuran Stalingrad dianggap paling menentukan karena akhirnya mengakibatkan kekalahan enam pasukan lapangan Grup B Angkatan Darat Jerman, termasuk pemusnahan Angkatan Darat ke-6 Nazi Jerman dan seluruh korps Pasukan Panzer ke-4. Peristiwa itu memaksa Oberkommando der Wehrmacht (Komandan Jerman) untuk menarik sumber daya militer yang signifikan dari bagian lain Eropa yang diduduki untuk menggantikan kekalahan Jerman di Front Timur.

Laporan tersebut lebih lanjut mengungkapkan cibiran halus dengan mengatakan bahwa dapat dimengerti mengapa Jerman menunda pengiriman tank mereka ke Ukraina. Alasannya karena mereka tahu bahwa dengan mengirim tank Macan Tutul, sebutan untuk Tank Leopard, ke Ukraina akan berakhir buruk dan akan menjadi publisitas yang merugikan Jerman.

Amerika berjanji untuk mengirim armada tank Abrams ke Ukraina. Jerman dan AS mengumumkan transfer MBT canggih mereka ke Ukraina pada akhir Januari. Sementara Berlin menjanjikan pengiriman 18 Leopard-2 pada bulan April. Pasukan Ukraina sekarang sedang dilatih untuk mengoperasikan M1A1 AS, dan 31 dari tank ini dijadwalkan untuk pengiriman pada musim gugur tahun ini.

Namun, beberapa pengamat militer telah menegaskan bahwa AS mendesak Jerman untuk mengirim tank Leopard-2 dan menyetujui transfer berbagai varian Leopard-2 oleh operator NATO lainnya dengan alasan bahwa Jerman juga melakukan pengiriman.

Masih menurut Eurasian Times, banyak ahli semula yakin pengiriman tank Jerman berpotensi mengubah jalannya perang di Ukraina. Tank Barat modern disebut-sebut sebagai generasi yang lebih maju dari tank Rusia dalam menghancurkan posisi musuh. Tank Jerman juga dianggap jauh lebih baik dari miliki Rusia, karena Leopard 2 dianggap sebagai salah satu tank terbaik di dunia dalam hal mobilitas, keamanan, dan daya tembaknya.

Hanya saja, Rusia menyebutnya MBT canggih dan tangguh itu ternyata tidak dapat mengatasi senjata Kremlin. Apalagi jumlah Macan Tutul yang dihancurkan atau dilumpuhkan dalam beberapa hari terakhir sudah mendekati dua lusin tank.

Meskipun Jerman tetap teguh dalam memasok lebih banyak bantuan militer ke Ukraina untuk membantu upaya serangan balik Ukraina, penolakan untuk mengganti tank yang hilang dibaca pihak Rusia sebagai sinyal mundurnya Jerman.

Back to top button