News

IDF Bantai Anak-Anak dan Perempuan di Sekolah Dekat Kamp Pengungsian Gaza Utara


Kebiadaban tentara Zionis terus berlanjut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan telah melakukan pembantaian terhadap anak-anak dan perempuan dalam sebuah bangunan di utara Jalur Gaza. Mereka disebut dieksekusi ketika sedang berlindung dalam sebuah sekolah di dekat Kamp Pengungsian Jabalia.

Video dan gambar eksklusif yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan jenazah menumpuk di dalam Sekolah Shadia Abu Ghazala di kawasan Fallujah, sebelah barat kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara.

Saksi mata mengatakan sejumlah orang termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi dibunuh secara biadab dengan ditembak langsung oleh pasukan Zionis saat berlindung di dalam sekolah.

“Tentara Israel masuk dan menembaki mereka. Mereka membawa semua laki-laki, lalu memasuki ruang kelas dan menembaki seorang perempuan dan semua anak yang bersamanya,” kata seorang wanita di lokasi kejadian, Selasa (13/12/2023).

“Tentara Israel langsung mengeksekusi keluarga-keluarga yang tidak bersalah,” ucapnya seraya menambahkan bahwa ada bayi yang baru lahir di antara mereka.

Wilayah yang menjadi lokasi Sekolah Shadia Abu Ghazala berada di bawah serangan udara besar-besaran dan penembakan artileri, dan terdapat banyak tank Israel di darat selama beberapa hari.

Sebuah sumber mengatakan pada Al Jazeera bahwa ketika pertempuran semakin sengit dan pemboman semakin agresif, banyak orang dari daerah tersebut meninggalkan rumah mereka dan mulai bergegas ke sekolah, menganggapnya sebagai tempat perlindungan.

Daerah sekitar sekolah terkena pemboman besar-besaran, menurut saksi mata di daerah tersebut, namun sekolah itu sendiri tidak terkena serangan udara yang besar, yang tampaknya konsisten dengan apa yang ditemukan di ruang kelas.

Pasukan IDF juga telah menyerbu RS Kamal Adwan di Jalur Gaza utara, setelah mengepung dan menembaki rumah sakit tersebut selama beberapa hari. Sumber-sumber dan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa tentara Zionis juga menahan para dokter dan beberapa pasien di RS Kamal Adwan.

Jubir Kemenkes Ashraf Al-Qudra mengatakan bahwa pasukan Israel mengumpulkan para pria dan anak laki-laki di halaman rumah sakit di Beit Lahiya, termasuk staf medis, pada Selasa (12/12/2023).

“Kami khawatir mereka akan ditangkap dan tim medis akan dibunuh,” kata dia seraya menyerukan intervensi internasional.

Militer Israel menahan semua pekerja medis laki-laki, pasien dan pengungsi di RS Kamal Adwan tersebut. Semua orang yang ditahan dibawa ke sebuah lokasi yang dirahasiakan, kata kementerian tersebut di akun media sosial.

“Setelah beberapa tahanan dibebaskan, mereka dipaksa kembali ke rumah sakit yang terus ditembaki oleh pasukan Israel, dengan dalih mencegah pergerakan orang dan merampas air, makanan, dan listrik. Lima pekerja medis dan para pengungsi menderita luka-luka dalam serangan penembakan,” tambah kementerian tersebut.

“Kami menyerukan kepada PBB, WHO, dan Komite Palang Merah Internasional untuk segera bertindak menyelamatkan nyawa mereka yang berada di rumah sakit,” lanjut Kemenkes Palestina.

RS Kamal Adwan adalah satu-satunya fasilitas kesehatan yang tersisa di bagian utara Gaza. Selama beberapa hari terakhir, rumah sakit ini berada di bawah bombardir berat dan serangan udara serta penembakan tank yang menghancurkan sebagian besar fasilitasnya, dan semua jalan utama yang menuju ke sana.

 

Back to top button