Kanal

Seolah Dunia Dikumpulkan untuk Kita


Sambil mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, MHJ kerap mengingatkan saya tentang rasa syukur. 

“Kang, kita ini kalau bangun pagi dalam tiga keadaan saja, aman jiwanya, sehat badannya, dan punya cukup bahan makanan untuk hari itu, sudah harus sangat bersyukur! Seandainya kita mengerti, seolah-olah dunia ini dikumpulkan untuk kita.”

Saya tertegun merenungkan nasihat itu. Sambil mengaca diri, betapa bebal dan bodoh diri yang kerap gagal bersyukur ini. 

Selalu merasa kurang. Selalu khawatir pada hal-hal yang sebenarnya tidak penting.

Muchlis Hasyim Yahya namanya. Saya memanggilnya MHJ atau Abang. Perkenalan kami belum empat tahun sejak awal 2021, tetapi rasanya sudah begitu banyak yang telah saya dapatkan darinya. 

Terutama nasihat dan pelajaran tentang hidup, MHJ selalu mengingatkan saya tentang ‘maksud hidup’.

“Banyak di luar sana orang yang hidup, menjalani hidup, menikmati hidup, tetapi enggak punya maksud hidup. Enggak tahu hidup ini mau ke mana dan apa yang menjadi tujuannya.” 

Nasihat MHJ suatu hari menohok batin saya. “Yang penting itu kita tahu maksud hidup ini, Kang, sisanya tak usah terlalu khawatir,” sambungnya.

Sejak dipercaya memimpin perusahaan media yang beliau dirikan, saya merasa bahwa sebenarnya saya tidak bekerja di inilah.com

Tetapi ‘mesantren’ lagi di sebuah Ponpes di Jalan Rimba, Cipete, Jakarta Selatan. Saya justru banyak belajar ilmu agama sejak bekerja di perusahaan ini, jauh dibandingkan sebelumnya. 

Senang rasanya bekerja di sebuah lingkungan yang tak hanya soal dunia, tetapi juga memperkaya rohani kita. Tentu saja semua ini karena MHJ yang membimbing kami semua.

“Lihat tuh burung! Malu dong sama burung. Tidak ada satupun burung yang berangkat dari sarangnya di pagi hari, kemudian pulang di sore hari dalam keadaan lapar,” ujarnya.

“Masak enggak yakin Allah akan mencukupkan rezeki bagi hamba-hambaNya? Yang penting kita ikuti aturan dan perintahNya, hidup ini akan dijamin dengan segala keperluannya,” katanya.

Di tengah berbagai tantangan bisnis yang ada. Kadang saya masih ragu, sambil bertanya-tanya dalam hati: Memang semudah itu?

Namun, bagi MHJ, kadang memang semudah itu. Sering ia bercerita dalam banyak pertemuan, “Kang, aku sedang buat amal,” katanya.

Amal di sini maksudnya adalah ibadah dan perbuatan baik yang diniatkan hanya untuk Allah saja, dengan keyakinan bahwa kita tak usah khawatir segala keperluan dunia yang menyertainya tadi. 

“Eh tiba-tiba, Allah kasih solusi buat masalah yang sedang kita hadapi. Makanya harus yakin. Jangan goyah. Kalau tujuannya ke Allah, semua dicukupkan.” Sambungnya.

Maka inilah.com terus berjalan dengan cara yang saya kira di luar nalar bisnis kebanyakan orang. 

Kalau saya ditanya apa rahasia kami bisa menembus 30 besar media teratas di Indonesia dalam waktu 3 tahun? Jawabannya mungkin klise dan enggak masuk logika orang-orang bisnis: Kami ikuti nasihat MHJ. Apa itu? “Sedekah enggak boleh putus!” katanya. 

“Kalau ngasih orang, minimal cukup untuk dia sekali makan.”

Tiga tahun itu pula kami tak pernah putus menjalankan inilah berbagi setiap hari Jumat. 

Sampai-sampai kami punya Sadaqah Officer untuk urusan itu. Percaya atau tidak, memang semua yang disarankan MHJ terbukti. Tentu dengan segala ujian yang datang menyertai, ujian keyakinan.

Kamis lalu, saya bertemu MHJ di apartemennya di bilangan SCBD. Kini ia tak sekalipun melepas pakaian yang belakangan ini menjadi ciri khasnya, “Mengikuti sunnah Nabi. Sampai cara berpakaian. Dalam menjalani maksud hidup ini, kan harus ada contoh yang kita ikuti. Ya kita ikut Nabi Muhammad,” katanya. Saya mengangguk setuju.

Kali ini MHJ bercerita tentang satu kejadian istimewa yang tengah dialaminya. Tiba-tiba percetakannya di Solo ditunjuk oleh Nasyrul Quran Malaysia, percetakan Alquran terbesar kedua di dunia, untuk ikut mencetak wakaf 1 juta Alquran yang akan dibagikan di Indonesia. 

“Ini ajib, Kang! Kalau dipikirkan dengan nalar, mana mungkin perusahaan sekelas Nasyrul Quran melirik Inti Permata Berkah Solo? Dari sisi kantor, gudang, peralatan, jauh sekali perbedaannya. Pasti ini bukan pekerjaan manusia. Ada kuasa dan kebesaran Allah yang mengizinkan semua ini terjadi.”

Seperti kapanpun, mendengarkan cerita-cerita MHJ selalu membuat saya merenung, bersyukur, takjub pada kebesaran Allah. 

Beruntung sekali saya bisa mengenal sosok ini. Seorang mentor yang dengan segala pengetahuan, jaringan, pengalaman yang dimilikinya telah membimbing saya pada banyak hal.

Terima kasih Bang MHJ. 

Memang kita ini harus pandai-pandai bersyukur, karena setiap hari diberi Allah tiga kenikmatan hidup setiap bangun pagi: Rasa aman, badan yang sehat, dan bahan makanan yang cukup sampai berganti hari. 

Seolah-olah dunia sudah dikumpulkan hanya untuk kita. Apalagi kita mendapatkan setiap hari, sampai terus bertambah usia kita tanpa terasa.

Hari ini Bang MHJ berulang tahun. Saya tak punya cara terbaik untuk mengucapkan selamat. 

Hanya rasa syukur: Selamat ulang tahun ke-60, Bang. Terima kasih atas segalanya. Hanya Allah yang bisa membalas segalanya.

Salam baik.

 

FAHD PAHDEPIE

Back to top button