Arena

Sudirman Cup dan Jenderal Sudirman Tidak Ada Hubungannya

Di bulan Mei 2023 kali ini ada dua pertandingan olahraga terbesar yang menarik perhatian banyak orang, ASEAN Games 2023 yang diselenggarakan pada 29 April – 16 Mei 2023 dan Sudirman Cup pada 14 Mei – 21 Mei 2023.

Jika di acara ASEAN Games mempertandingkan banyak cabang olahraga, Sudirman Cup hanya menyelenggarakan satu jenis cabang olahraga saja, yakni bulu tangkis.

Berbicara tentang Sudirman Cup, banyak masyarakat yang cukup penasaran asal usul nama pertandingan olahraga dunia tersebut. Sebab nama “Sudirman” sendiri sangat ramah di telinga masyarakat Indonesia.

Lantas bagaimana sejarah Sudirman Cup dan asal usul namanya sendiri? Berikut penjelasan singkatnya.

Asal Usul Berdirinya Sudirman Cup

Di lansir dari halaman Olympics.com, Sudirman Cup adalah kejuaraan bulutangkis tim campuran utama di dunia, bisa dibilang setara dengan Piala Thomas untuk pria dan Piala Uber untuk wanita.

Seperti kebanyakan pertandingan bulutangkis pada umumnya, Sudirman Cup memiliki lima pertandingan yang terdiri dari tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Satu hal yang menarik dari Sejarah Sudirman Cup ini dibentuk oleh Persatuan Bulu Tangkis Indonesia yang dimana pendiri dan presiden turnamen ini adalah Dick Sudirman yang merupakan orang Indonesia.

Dick Sudirman dikenal sebagai salah satu pendiri PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Indonesia) yang menjabat sebagai Ketua Umum PBSI selama 22 tahun (1952-1963 dan 1967-1981). Dick Sudirman juga menjabat sebagai Wakil Presiden Federasi Bulu Tangkis (IBF) pada tahun 1975.

Sejarah Sudirman Cup Untuk Mengenang Sosok Dick Sudirman - inilah.com
Photo: Good News From Indonesia

Beliau juga sosok berpengaruh yang menyatukan kedua organisasi besar tersebut. Hasilnya, rekonsiliasi IBF dan WBF berhasil dilakukan dan terbentuklah organisasi baru yang bernama Badminton World Federation (BWF) pada 28 Mei 1981.

Tak lama setelah peristiwa bersejarah itu, Dick Sudirman meninggal dunia pada 1986 dan mendapat julukan sebagai “Bapak Badminton” hingga saat ini.

Sedangkan sosok pencetus pertama Sudirman Cup adalah Suharso Suhandinata yang merupakan teman dekat Sudirman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PBSI. Suharso Suhandinata mengirim surat permohonan kepada Presiden IBF Arthur Jones untuk menggelar kompetisi sebagai tanda penghormatan jasa-jasa Sudirman di masa lalu.

Sayangnya gagasan tersebut tidak langsung disetujui oleh Dewan IBF. Namun perjuangan Suharso tidak berhenti sampai disana. Sampai pada akhirnya, Dewan IBF mulai menggelar pertemuan pembahasan usulan turnamen Sudirman di tahun 1986.

Hasil pertemuan itu membuahkan hasil dan akhirnya Sudirman Cup diadakan pertama kali pada 24-29 Mei 1989 di Indonesia dan dimenangkan oleh tim tuan rumah sendiri.

Sejarah Turnamen Sudirman Pertama

Sudirman Cup pertama kali digelar di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia pada 24-29 Mei 1989 yang diikuti 28 negara partisipan, salah satunya adalah Denmark, Cina, Korea Selatan, Inggris, dan Malaysia.

Pada kompetisi pertama ini Indonesia berhasil menjadi juara pertama setelah mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2. Sayang Indonesia belum berhasil merebut kembali piala Thomas sejak saat itu.

Negara kedua yang berhasil merebut piala Thomas dari Indonesia adalah Korea Selatan di tahun 1991. 2 tahun setelahnya, Korea Selatan kembali meminang sebagai juara pertama di kompetisi olahraga bergengsi tersebut.

Sayang di tahun 1993 Korea Selatan tidak berhasil mempertahankan gelar juara bertahan karena kalah di babak semifinal saat melawan Indonesia dengan skor 4-1. Indonesia berhasil masuk ke babak final melawan Cina, tapi sayangnya Indonesia tidak berhasil merebut piala tersebut.

Tercatat Cina menjadi negara terkuat di Sudirman Cup dengan total perolehan juara sebanyak 11 tropi dan disusul oleh Korea Selatan sebanyak 4 tropi dan Indonesia 1 tropi.

Fakta Unik Sudirman Cup

Fakta Unik Piala Sudirman Cup - inilah.com
Photo: Getty Images

Selain sejarah berdirinya Sudirman Cup, tak banyak yang tahu jika desain piala turnamen internasional ini menyatukan unsur bulu tangkis dan warisan budaya Indonesia.

Hal ini memang sengaja dilakukan oleh Federasi Bulutangkis untuk menghormati Dick Sudirman yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan olahraga bulutangkis.

Berdasarkan laman BWFSudirman Cup, piala ini terbuat dari perak murni berlapis emas 22 karat. Tinggi piala tersebut 80 cm yang di atasnya terdapat segi delapan yang terbuat dari kayu jati.

Badan pialanya sendiri dibuat seperti shuttlecock, sedangkan tutupnya di desain seperti Candi Borobudur yang terkenal di Indonesia. Gagang pialanya juga dibentuk seperti benang sari yang melambangkan biji bulutangkis.

Diketahui trofi tersebut dibuat oleh Perusahaan Masterix asal Bandung dan dihargai $15.000 saat diserahkan ke Federasi Bulutangkis Internasional pada Mei 1989.

Back to top button