News

Tingkatkan Kesadaran Bela Negara Melalui Partisipasi Pemilu 2024

Partisipasi publik dalam gelaran pemilu dan pilkada penting untuk meningkatkan kesadaran bela negara. Karena legitimasi hasil pemilu ditentukan oleh partisipasi masyarakat. Demikian disampaikan Kepala Bidang Koordinasi Kebijakan Bela Negara di lingkungan Pendidikan dan Pekerjaan, Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Negara (Kemenkopolhukam) Kolonel Mar. Guslin, dalam webinar mingguan Kemendagri bertajuk Sukseskan Pemilu 2024 Sebagai Perwujudan Kesadaran Bela Negara, Rabu (5/4/2023).

Guslin menegaskan bentuk naiknya kesadaran bela negara harus diwujudkan masyarakat melalui gerakan tegas menolak politik uang yang marak terjadi setiap gelaran pesta demokrasi. Jangan mau hak pilih tergadaikan hanya dengan sedikit nominal rupiah.

“Kita perlu menempatkan kembali Pemilu dalam kerangka Idealitas. Dalam konteks kesadaran bela negara, peningkatan ini merupakan wujud bela negara yang dimanifestasikan dalam sikap mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi,” jelas Guslin.

Selain itu dia juga menekankan, bela negara juga bisa diwujudkan dengan peran serta melakukan pengawasan dan pengawasan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada. Mengingat banyak upaya mempengaruhi proses dan hasil pemilu dan pilkada secara curang dan melanggar hukum.

“Jangan dikira masyarakat tidak mempunyai hak untuk mengawasi pemilu,  Kesadaran masyarakat masih mutlak dibutuhkan untuk ikut mengawasi dan menciptakan kondisi yang mampu mencegah terjadinya pelanggaran dan kecurangan,” tutupnya.

Senada, Kasubdit Lingkim Ditbelneg Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Kolonel Amiruddin Laupe mengingatkan agar masyarakat tidak memilih golongan putih atau golput pada Pemilu 2024.

Ia menyerukan agar masyarakat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna memenuhi hak suaranya, tidak golput, tidak menerima sogokan dan mencoblos hanya satu pilihan pada Pemilu 2024.

“Itu juga mempengaruhi ke nilai ideologi Pancasila dengan menghargai perbedaan dan pilihan, lalu toleransi saling menghargai sehingga terciptanya pemilu yang berkeadilan,” jelas Amiruddin

Back to top button