News

Strategi Jahat Israel Menargetkan Bantuan di Gaza


Pasukan Israel telah menyerang banyak konvoi bantuan yang mencoba memasuki Gaza utara, menewaskan puluhan orang. Sebagian besar terjadi di bundaran Nabulsi di Jalan Al-Rashid dan bundaran Kuwait di jalan Salah al-Din yang melintasi Gaza. Insiden yang sering terjadi di rute ini dampaknya sangat merugikan terhadap bantuan yang sampai ke Gaza utara.

Serangan-serangan ini termasuk ‘Pembantaian Tepung’ yang sekarang terkenal ketika pada pagi hari 29 Februari, pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke ribuan warga Palestina yang kelaparan yang berkumpul di konvoi bantuan yang terdiri dari 30 truk. 

Mengutip laporan The Arab News (TNA), insiden tersebut mengakibatkan sedikitnya 112 warga Palestina tewas dan 760 lainnya luka-luka, sehingga memicu kecaman internasional dari tokoh-tokoh termasuk Antonio Guterres dari PBB dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Israel telah membantah bertanggung jawab atas insiden tersebut, meskipun laporan dari Euro-Med Human Rights Monitor mengungkapkan bahwa sebagian besar korban tewas dan terluka adalah akibat tembakan. Beberapa hari lalu, kelompok tersebut merilis laporan yang mengungkapkan bahwa sampel dari 200 korban mengalami luka akibat peluru kaliber NATO 5,56x45mm, yang digunakan oleh tentara Israel.

Selain pembantaian tepung, beberapa serangan lain juga dilakukan tentara Israel terhadap warga Palestina yang menunggu konvoi bantuan. Pada Rabu (6/3/2024), Al Jazeera melaporkan bahwa setidaknya delapan orang terluka setelah pasukan Israel menembaki orang-orang yang menunggu konvoi bantuan kemanusiaan di bundaran Nabulsi.

Selain serangan di bundaran Nabulsi, tentara Israel juga telah berkali-kali menyerang warga Palestina di bundaran Kuwait di jalan Salah al-Din, jalan besar kedua yang melintasi Jalur Gaza. Pada 25 Januari setidaknya 20 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka ketika tentara Israel menyerang orang-orang yang menunggu bantuan makanan di bundaran Kuwait menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Serangan lebih lanjut oleh pasukan Israel di jalan juga dilaporkan terjadi meskipun tidak diketahui berapa banyak orang yang tewas atau terluka dalam insiden tersebut.

Mengapa Bundaran Nabulsi dan Kuwait?

Bundaran Nabulsi adalah persimpangan di utara daerah kantong yang membentang di sepanjang Jalan Al-Rashid di pesisir Gaza. Sejak perang dimulai, jalan tersebut menjadi jalur utama truk bantuan menuju Gaza utara. Demikian pula dengan bundaran Kuwait yang merupakan persimpangan jalan paralel Salah al-Din, yang juga membentang di sepanjang Jalur Gaza.

Persimpangan tersebut juga berada di dekat pos pemeriksaan Israel yang telah didirikan di sepanjang jalan di koridor Netzarim yang baru dikuasai Israel dan membagi daerah kantong tersebut menjadi dua. Pos-pos pemeriksaan ini mengatur keluarnya warga Palestina dari Gaza utara, dan sering terjadi penahanan warga Palestina.

Sebagai titik masuk pertama bantuan yang memasuki Gaza utara, bundaran ini juga merupakan titik pertama di mana warga Palestina dapat menerima bantuan. Banyak contoh kelompok orang yang menjarah bantuan sebagai tanda keputusasaan yang semakin meningkat karena kelaparan yang merajalela di wilayah utara Gaza.

Pintu masuk ini juga menjadi saksi blokade bantuan Israel yang masuk ke Gaza. Hal ini termasuk pos pemeriksaan Wadi Gaza yang telah digunakan untuk memeriksa sebagian besar bantuan kemanusiaan yang mengalir ke Gaza utara.

Menurut laporan dari Refugees International, sejak 1 Januari, kurang dari 20 persen konvoi bantuan kemanusiaan yang ditujukan ke Gaza utara telah diizinkan masuk. Masuk maupun tidaknya konvoi terjadi setelah penundaan selama berjam-jam.

Serangan pasukan Israel terhadap warga Palestina yang menunggu konvoi makanan, ditambah dengan pembatasan ketat terhadap masuknya konvoi bantuan telah mengakibatkan situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah utara. 

Refugees International melaporkan bahwa sekitar 90 persen anak kecil dan perempuan menyusui menghadapi kemiskinan pangan yang parah, dengan sekitar 90 persen anak balita menderita setidaknya satu penyakit menular. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 20 orang di Gaza utara meninggal karena kekurangan gizi, termasuk anak-anak dan orang tua.

Back to top button