News

Spirit Kepahlawanan dan Masa Depan Parpol Kita

Kamis, 10 Nov 2022 – 14:36 WIB

Img 20201221 175827(1) - inilah.com

DPR bersama KPU dan pemerintah telah menyepakati anggaran dan masa kampanye Pemilu 2024. Pengadaan logistik masih menjadi PR. Foto: Ilustrasi kampanye/Antara

Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima “jagoan”, yang dihadiri para ahli waris para tokoh tersebut di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (7/11/2022) yang lalu. Seremoni menjelang Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November merupakan bentuk pengakuan negara atas spirit mereka yang berjuang untuk kemerdekaan tanpa kenal pamrih.

Anugerah gelar pahlawan nasional pada Hari Pahlawan 2022 diberikan kepada Dr dr HR Soeharto dari Provinsi Jawa Tengah, KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta, dr R Rubini Natawisastra dari Provinsi Kalimantan Barat, H Salahuddin bin Talabuddin dari Provinsi Maluku Utara, serta KH Ahmad Sanusi dari Provinsi Jawa Barat. Gelar tersebut dikukuhkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/TK/Tahun 2022.

Seluruh tokoh merupakan generasi abad 19 yang berjuang bukan hanya mengangkat bedil melawan kolonialisme, namun mengisi kemerdekaan melalui kegiatan positif lainnya tak terkecuali dalam bidang pendidikan dan membina umat. Spirit kepahlawanannya bukan “kaleng-kaleng” jauh dari tuduhan pencitraan apalagi memberi janji-janji manis khas politisi abad 20 dan 21.

Mereka yang digelari pahlawan tidak merasakan era Indonesia yang demokrasinya liberal seperti sekarang ini. Apalagi hidup pada era partai politik (parpol) sebagai salah satu pilar demokrasi memiliki porsi atau tanggung jawab besar memastikan arah kemudi bangsa ini ke depan.

Parpol yang sejatinya menjadi kawah candradimuka pemimpin masa depan masih terbelenggu noda-noda ragam skandal dan korupsi yang seolah membudaya. Maka tak heran banyak politisi, termasuk mereka yang muda seperti keledai yang jatuh dalam kubangan yang sama dengan seniornya, jadi pemburu rente atau masuk penjara.

Keprihatinan terhadap kondisi parpol bukan berlebihan. Apabila parpol menjadi lembaga politik yang konsisten memperjuangkan kemaslahatan bangsa tentu tidak mendapat persepsi buruk dari kalangan publik, khususnya pemuda yang mendominasi populasi kita.

Berdasarkan hasil survei kepercayaan publik terhadap parpol dan DPR rendah. Survei dari Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada April 2022 yang lalu menempatkan parpol pada urutan buncit dari 10 lembaga.

Hanya 54 persen masyarakat percaya kepada parpol. Survei tersebut menempatkan TNI pada urutan pertama lembaga yang dipercaya masyarakat. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada  Juli 2022. Ketidakpercayaan publik atas institusi parpol konsisten menempatkan lembaga politik itu pada tingkat paling rendah.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut, rendahnya kepercayaan publik terhadap parpol akibat kinerja yang tidak sesuai ekspektasi publik. Situasi ini jauh berbalik dibanding pada awal reformasi di mana parpol memiliki tingkat kepercayaan relatif tinggi.

Parpol-parpol baik parlemen, non-parlemen maupun parpol baru sedang menyusun strategi menghadapi Pileg dan Pilpres 2024 yang bakal digelar secara serentak pada Februari 2024. Parpol-parpol bakal berebut suara dari ceruk yang sama dan memaksa masyarakat untuk memilih. 

Putri Proklamator RI, M Hatta yakni, Meutia Hatta, selepas mengikuti Upacara Hari Pahlawan di TMPNU Kalibata, pagi tadi, memberi pesan sederhana namun mendalam. Dia mengingatkan pentingnya persatuan dan tugas bangsa ini ke depan.

“Tugas kita yang tengah-tengah, merdeka berdaulat sekarang bersatu, penting sekali. Dan menuju masyarakat adil dan makmur. Itu lah tugas kita sekarang yang masih hidup,” ujarnya.

Kita berharap parpol-parpol memahami esensi pesan yang terdengar normatif tetapi masih relevan itu. Bukan nebeng dan berharap limpahan suara dari figur capres yang bukan asli kader parpol. Apalagi mengusung caleg yang hanya bermodalkan “serangan fajar”. Syukur-syukur parpol mampu mencetak kader dengan spirit kepahlawanan yang sesuai karakter bangsa ini.

Back to top button