Kanal

Sehimpun Kebijakan Publik Berbasis Kecerdasan Buatan

Politik harusnya adu ide dan gagasan. Itu pesan kuat dari buku “100 Ide untuk Presiden dan DPR Baru”. Penulisnya mengajak pembaca melakukan semacam refleksi kritis terhadap berbagai kebijakan yang telah terimplementasi di Indonesia dengan menggunakan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). 

Oleh: Rahmat Kamaruddin 

Bayangkan, ada seorang nelayan Indonesia hanyut lalu tersesat di tengah laut. Hanya dalam beberapa waktu tak begitu lama, Tim SAR yang berpatroli berhasil menemukannya berkat di perahunya tersedia Personal Locator Beacon (PLB). PLB terhubung dengan satelit sehingga Tim SAR dapat mendeteksi posisi sang nelayan. Sang nelayan sendiri mempunyai PLB tersebut karena diwajibkan Pemerintah.

Kebijakan di atas belum ada di Indonesia, meskipun kita negara maritim yang punya banyak nelayan. Di New Zealand, lima tahun sebelum kebijakan PLB itu diterapkan, setiap tahun terdapat rata-rata nelayan hilang lalu meninggal sebanyak 12 orang, terluka parah 20 orang. Jumlah korban lalu turun 70% setelah lima tahun kebijakan PLB berjalan. Kini sekitar 30.000 PLB telah terdaftar. Tingkat keberhasilan penyelamatan Tim SAR berkat PLB adalah 95% (hlm. 63).

Demikianlah contoh salah satu kebijakan publik yang terkandung dalam buku “100 Ide untuk Presiden dan DPR Baru”. Penulis buku, Dirgayuza Setiawan, melakukan riset dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk memperoleh berbagai kebijakan publik dari berbagai negara. Kumpulan kebijakan tersebut telah terimplementasi dan terbukti meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Dia lalu memaparkan relevansinya untuk diterapkan di Indonesia.

Dirgayuza melalui buku ini mencoba memantik perbincangan publik di tahun politik, jelang Pemilu 2024, agar diisi gagasan produktif bagi peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia. Baik oleh kandidat maupun pemilih. Agar politik tidak kehilangan makna aslinya, yakni sebagai usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Buku ini juga mengandung harapan ke depan bagi pemegang jabatan mampu melahirkan kebijakan publik yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Pemilihan Umum adalah waktunya berbagi ide konkret untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat diusulkan, dibahas, diperdebatkan, diperjuangkan dan pada akhirnya dipilih,” tulis Dirgayuza (hlm. 2).

Beragam Kebijakan Menarik

Buku terbitan Media Pandu Bangsa ini menghimpun 16 topik kebijakan publik yang relevan diimplementasikan di Indonesia. Merentang mulai dari aspek pendidikan, kesehatan, keselamatan, ekonomi, jaring pengaman sosial, lapangan kerja, perumahan, lingkungan hidup, keadilan sosial, infrastruktur, transportasi, pemerintahan dan demokrasi, keuangan negara, hukum dan HAM, kebudayaan, hingga pertahanan.

Buku ini ringan dibaca karena ringkas dan to the point. Setiap usulan kebijakan dipaparkan secara singkat dengan menyertakan empat hal: (1) contoh di negara mana saja kebijakan publik itu telah diimplementasikan; (2) konteks kebijakan; (3) dampak kebijakan tersebut setelah terimplementasi; dan (4) relevansinya bagi Indonesia. Setelah setiap paparan empat hal itu, Dirgayuza juga memberi keterangan tambahan singkat berupa data statistik dalam bentuk tabel.

Dirgayuza membuat format buku seperti itu agar memudahkan pembaca langsung menangkap substansi buku. Bahkan sejak daftar isi. Buku yang berjumlah 215 halaman ini, daftar isinya sebanyak 14 halaman (hlm. 7-20). “Disusun dengan ringkas, pembaca yang tidak hobi membaca akan mendapat banyak manfaat dari sekadar membaca daftar isi buku ini,” tulis Dirgayuza (hlm. 3).

Beberapa ide yang dihimpun Dirgayuza cukup menarik dan out of the box. Misalnya, perlunya Menteri Keselamatan Internet (hlm. 61) dan Menteri Generasi Mendatang (hlm. 141) seperti di Inggris, Angkatan Luar Angkasa seperti di Amerika (hlm. 189), pajak pendapatan hingga 57% bagi kaum kaya seperti di Denmark (hlm. 159), diklat dan ujian pra-pernikahan dengan konselor terakreditasi, gedung terintegrasi tempat Presiden/Perdana Menteri beserta para menteri kabinetnya bekerja guna efektifitas dan efisiensi pemerintahan seperti di Singapura (hlm. 83).

Pantik Diskusi Publik

Politik harusnya adu ide dan gagasan. Itu pesan kuat dari buku ini. Dirgayuza pun mengajak pembaca melakukan semacam refleksi kritis terhadap berbagai kebijakan yang telah terimplementasi di Indonesia dengan menggunakan Kecerdasan Buatan. 

“Periode menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu momen terbaik untuk melakukan evaluasi atas kebijakan publik yang sudah berjalan, dan menghasilkan revisi kebijakan atau kebijakan baru,” tulisnya (hlm. 195).

Pemilu 2024 segera tiba. Kita punya kesempatan memilih pemimpin dan wakil rakyat baru. Mereka perlu asupan gagasan segar untuk merumuskan kebijakan publik yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta memajukan bangsa dan negara. Buku ini mencoba menawarkan hal tersebut guna memantik perbincangan politik kita menjadi lebih produktif dan konstruktif.

Lulusan S2 Universitas Oxford ini telah menulis dan mengeditori puluhan buku dengan topik beragam, di antaranya: teknologi digital, media sosial, leadership, militer, dan eko-politik. Dia punya pengalaman berkeliling ke berbagai negara saat bekerja di perusahaan konsultasi manajemen nomor satu di dunia: McKinsey dan Company. 

Buku terbarunya ini tersedia dalam versi cetak dan PDF. Demi menggugah percakapan publik perihal politik agar menjadi lebih berkualitas, Dirgayuza Setiawan mewakafkan file PDF buku ini secara gratis bagi siapa saja yang ingin memilikinya. 

Rahmat Kamaruddin adalah Wasekjend PP TIDAR

Back to top button