News

Sangsikan AI Mengurai Kemacetan Jakarta, Pakar: Perbaiki Konektivitas Transportasi

Pengamat Kebijakan Publik dan Lingkungan Agus Pambagio menilai penerapan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam mengurai kemacetan Jakarta, tidak akan efektif, sebab menurutnya yang diperlukan adalah sistem konektivitas transportasi yang baik.

“Saya selalu bilang AI itu hanya penunjang. Yang perlu diperbaiki adalah sistem konekvitasnya, konektivitas semua transportasi umum diperbaiki, kalau berharap pada ojek online mereka itu bukan angkutan umum. Berharap orang Indonesia menggunakan sepeda, iya susah. di Indonesia sepeda untuk pamer bukan dipakai untuk mobilitas,” ujar Agus kepada Inilah.com, Senin (3/7/2023).

Menurut Agus, AI tidak akan bekerja maksimal di DKI Jakarta, karena keberadaannya lebih ke ranah pengawasan, sama seperti closed circuit television (CCTV) yang sudah tersebar ke berbagai wilayah di Jakarta. Sistem pengawasan seperti ini, sambung dia, tidak efektif dalam mengurai kemacetan.

“Tetap akan macet juga karena dengan menggunakan AI tidak akan menolong, selama ini kan ada CCTV untuk mengawasi aktivitas lalu lintas tapi tetap tidak membantu juga, kalau AI hanya untuk memonitor rasanya agak rancu antara AI atau konektivitas nirkabel,” katanya.

Lebih lanjut Agus mengatakan Pemprov DKI gagal paham dalam memaknai AI. Karena pada dasarnya, cara kerja AI menggabungkan data-data secara otomatis lalu kemudian menarik kesimpulan untuk pemecahan suatu masalah, tidak seperti yang diutarakan pihak Pemprov DKI.

“Teknologi kecerdasan buatan itu algoritmanya tidak ada sentuhan manusia dia akan bekerja secara otomatis, iya kalau masih ada petugas yang ke lapangan setelah mengetahui terjadi kemacetan dari pantauan AI sama saja itu kerja manusia bukan AI,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Dishub DKI Jakarta mulai mencoba menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu mengurai kemacetan di 20 titik persimpangan.

“Jadi ada dua puluh simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan intelligent transport system (sistem transportasi cerdas) di traffic light (lampu lalu lintas),” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Minggu (2/7/2023).

Menurut Syafrin, teknologi AI akan digunakan untuk memantau dan melakukan pengaturan waktu di lampu lalu lintas (traffic light) berdasarkan informasi basis data internal Google. Selain itu, penerapan AI juga dimanfaatkan untuk fungsi sistem manajemen lalu lintas (adaptif forces) yang dijalankan dan menghitung secara aktual volume lalu lintas di simpang.

Dengan teknologi tersebut, Dishub DKI dapat mengetahui ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas di jalan tersebut. “Jadi, traffic light tersebut dapat ‘melihat’ kaki simpang mana yang padat, sehingga di titik itulah yang akan diberikan prioritas lampu hijau lebih banyak atau lama,” ujar Syafrin.

Kemudian, sambung dia, dengan penerapan teknologi AI ini Dishub DKI juga memberikan prioritas terhadap rute angkutan umum, seperti TransJakarta. Sehingga, sistem AI akan membaca secara otomatis jika TransJakarta lewat dan akan diberikan prioritas lampu hijau untuk melintas duluan.

Adapun 20 titik lokasi yang sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) antara lain Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), dan Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).

Lalu Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun), Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten, dan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.

Kemudian Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen), Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL), Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi , Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini), Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua, dan Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).

Selanjutnya, kata Syafrin, pihaknya akan menambah 40 simpang lagi yang akan dipasang penerapan AI sebagai upaya mengurangi kemacetan di DKI Jakarta.

Back to top button