Arena

Psikolog Ingatkan Bahaya Bully Berlebihan ke Timnas Indonesia U-17

Meski belum terkalahkan di dua laga awal penyisihan, sindiran dan kritikan warganet kepada Timnas Indonesia U-17 terus berdatangan.

Sejumlah pemain muda jadi bahan kritikan pedas jari-jari warganet di media sosial.

Psikolog Timnas Indonesia U-17 Afif Kurniawan mengingatkan bahwa kritik berlebihan kepada Garuda Muda bisa mempengaruhi mental bertanding yang berkepanjangan mengingat usia mereka masih sangat muda.

Afif heran ada komparasi antara kritik di Indonesia dan timnas negara lain. Banyak yang berpendapat bahwa di luar negeri pun pemain sepak bola sudah biasa dengan kritik.

Mengingat, kultur kritik itu kata dia biasanya tertuju kepada pemain sepak bola dewasa, bukan kelompok umur.

“Bedanya adalah tidak ada kultur bully di sana. Tidak ada abuse kepada pemain. Di media sosial mungkin ada maki-maki, tapi di lingkungan terdekat akan memberikan dukungan dan perlindungan. Lingkungan terdekat pemain ada pelatih dan keluarga,” kata Afif Kurniawan dalam keterangan tertulis, Kamis (16/11/2023).

Afif menambahkan, komentar negatif di media sosial akan berdampak besar bagi psikis pemain. Namun, para penggawa Timnas Indonesia U-17 beruntung tetap mendapat dukungan dari lingkungan sekitar untuk terus berkembang.

“Kontrasnya adalah apa yang kami alami selama tinggal di sini, seri dua kali, itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di media sosial. Di media sosial itu benar-benar seperti itu. Mereka tumbuh dengan karakteristik sesuai dengan usianya,” ucap Afif.

Arkhan Kaka dan kawan-kawan belum saatnya menerima tekanan layaknya orang dewasa. Timnas U-17 masih memerlukan arahan untuk terus belajar dan berkembang.

“Kenapa kita memberi beban orang dewasa kepada mereka? Jangan beri beban orang dewasa kepada anak-anak. Ini bukan soal ekspektasi, boleh memenangkan pertandingan. Itu normal. Tapi, memberi beban bahwa orang dewasa itu belum sampai situ,” tutur dosen Universitas Airlangga tersebut.

Hari ini, pasukan Bima Sakti masih akan melakoni laga pamungkas Grup A dengan menghadapi Maroko. Ini jadi penentuan terakhir kedua tim untuk menembus fase gugur.

Maroko bisa mendapat poin maksimal enam angka, itu kalau mampu mengalahkan Timnas Indonesia U-17 di laga terakhir. Sedangkan Timnas Indonesia U-17 punya kans lima poin maksimal.

Di sisi lain, kans Ekuador untuk mengakhiri Grup A dengan menduduki posisi teratas masih terbuka lebar. Syaratnya mereka harus mengalahkan Panama di laga terakhir. Dengan begitu, Ekuador bakal mengoleksi tujuh poin.

Maroko kini ada di posisi kedua dengan tiga poin. Sedangkan Ekuador berada di peringkat teratas berkat koleksi empat angka dalam dua pertandingan. Indonesia nangkring di peringkat ketiga.

Back to top button