News

PPP Sadar Posisinya Sulit, Dinilai Bakal Realistis Tak Dukung Hak Angket


Posisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedang terpuruk, berpotensi terdepak dari Senayan, usai dinyatakan KPU tidak memenuhi empat persen ambang batas parlemen. Situasi ini tentu akan memudarkan pengaruh politik partai Kabah itu ke depannya.

PPP diprediksi akan realistis, mendekat ke penguasa agar bisa bertahan. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin mengaku sudah menganalisis sejak lama jika PPP, sudah pasti akan bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.

Salah satu tandanya, tutur dia, PPP menjadi salah satu partai pengusung Ganjar-Mahfud yang tak tampak getol mengajukan hak angket, seperti kawan koalisinya, PDIP.

“PPP itu kemungkinan besar akan bergabung ke pemerintahan. Petinggi-petinggi PPP sendiri misalnya, Sandiaga Uno itu sudah bilang akan merapat ke pemerintahan. Ya dalam konteks rasionalitas politik, bagaimanapun semua partai inginnya ada di pemerintahan, termasuk PPP,” ucap Ujang kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Minggu (24/3/2024).

Ia menyatakan PPP pasti sudah berhitung, dan memastikan akan banyak keuntungan yang didapatkan sebuah partai ketika masuk di pemerintahan. “Karena di pemerintahan itu enak, dapat jatah kursi menteri, dapat dubes, komisaris dan lain sebagainya,” tuturnya.

Ujang menyatakan bisa saja persoalan kemaslahatan umat menjadi dalil PPP nantinya, ketika resmi memutuskan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. “Jadi dalam pandangan saya kalau PPP masuk ke pemerintahan itu pertimbangan yang realistis, rasional, dan taktis,” kata dia.

Oleh karena itu, tak heran bila sikap PPP ini turut berdampak pada pengajuan hak angket. “Karena PPP dari awal akan condong masuk pemerintahan Prabowo-Gibran ya akhirnya tak akan mendorong hak angket. Sehingga sampai hari ini pun tidak ada sikap PPP mendorong hak angket,” kata Ujang.

Diketahui, PPP telah menyatakan membuka pintu terhadap kemungkinan kunjungan calon presiden terpilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Prabowo Subianto dan Partai Gerindra ke Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan agama Islam mengajarkan bahwa silaturahmi sangat dianjurkan karena membuka pintu rezeki, sehingga dirinya akan menyambut dan sangat tersanjung jika para kader Gerindra, khususnya Prabowo mau datang ke markas PPP.

“Sampai saat ini posisi kami menunggu, kami tidak membatasi siapa yg mau bersilaturahmi. Siapapun boleh ke PPP, apalagi Prabowo dan Partai Gerindra,” ujar pria yang akrab disapa Awiek di Jakarta, Sabtu (23/3/2024) malam.

Sejauh ini, kata Awiek, telah terjadi komunikasi informal antar petinggi partai mengenai pertemuan PPP dengan Gerindra. Tetapi dari pernyataan pihak Gerindra, kata dia, telah terdapat keinginan untuk bersilaturahmi ke PPP.

Dengan adanya rencana silaturahmi dari Partai Gerindra tersebut, Awiek mengaku belum mau berandai-andai tentang rencana ke depannya, terutama terkait dengan posisi PPP yang merupakan salah satu partai pendukung Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md

Sebelumnya, Awiek juga pernah memberikan kode dengan menyatakan bahwa pihaknya belum tentu sejalan dengan PDIP dalam mendorong hak angket. Pasalnya, hingga saat ini belum ada pembahasan apapun dalam internal PPP.

“Belum tentu, karena PPP memiliki sikap sendiri dan belum tentu juga menolak. Belum tentu juga setuju kan,” katanya pada Jumat (15/3/2024).

Back to top button