Market

Jawab Pertanyaan CT, Sri Mulyani Pede Suku Bunga Tinggi Tak Bikin Resesi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis tren tingginya suku bunga tidak akan berdampak pada terjadinya resesi. Menkeu percaya diri bahwa masing-masing negara memiliki kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan.

“Saya tanya ke Yellen (Menteri Keuangan AS) dia mengatakan on the good side dikatakan soft landing itu bisa dicapai artinya inflasi bisa turun tanpa resesi,” kata Sri Mulyani dalam kegiatan Economic Outlook 2023 dengan tema ‘Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian’ di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Pernyataan Menkeu itu menjawab pertanyaan Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung alias CT. Ia mengungkapkan terjadi anomali ekonomi global dengan mencontohkan The Fed yang menaikkan suku bunga yang diperkirakan mencapai 5 persen namun tiba-tiba penyerapan tenaga kerja di AS melebihi jauh dari ekspektasi. Bahkan pengangguran di AS terendah dalam 40 tahun.

Sehingga timbul spekulasi pasar bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang tadinya naik tidak sampai 5 persen, diprediksi bisa saja menjadi 6 persen.

Hal ini yang coba ditanyakan CT kepada Menkeu. CT ingin tahu gambaran ekonomi global terutama di AS dan bagaimana dampaknya ke Indonesia.

“Ibu (Sri Mulyani) ada pengalaman di lembaga dunia, kita mau dapat gambaran dulu global seperti apa dan efeknya ke Indonesia bagaimana?” tanya CT.

Sri Mulyani pun menjawab, ekonomi AS diperkirakan mencapai 6 persen. Menurut Sri Mulyani, kenaikan suku memang memberikan dampak pada pasar saham, pasar utang, dan nilai tukar. Namun, ekonomi AS mengalami soft landing.

“Artinya inflasi bisa turun tanpa resesi,” ujar Menkeu tandas.

Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani mengatakan selama ini orang khawatir suku bunga tinggi bisa menyebabkan resesi dalam, padahal kenyataannya tidak. Masing-masing negara memiliki kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan dan menjadi lebih kuat dan berkembang setelah melewati masa krisis. Hal ini yang terjadi pada AS.

“Karena selama ini orang khawatir suku bunga tinggi bisa resesi dalam, sehingga memberi harapan. Jadi ini semacam ada ketidakcocokan pasar uang dan pasar modal yang cepat sekali. Suasana yang melesu versus sektor riil yang relative resilience, ini bagian policy maker. Kita juga akan melihat,” imbuh Sri Mulyani.

Back to top button