News

PKB: Prabowo Butuh Cawapres Ideologis di 2024

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai Prabowo Subianto membutuhkan figur cawapres pendamping yang memiliki ideologi. Sebab pada Pilpres 2024 diprediksi akan terjadi polarisasi yang besar sehingga figur cawapres tersebut akan membantu Prabowo.

“Prabowo tidak butuh figur dan kekuatan pragmatis, karena pemilu 2024, saya meyakini terjadi polarisasi yang luar biasa. Semua orang akan balik memilih PKB dan Gus Imin di 2024, karena akan terjadi polarisasi politik,” kata Wasekjen PKB, Syaiful Huda dalam Talkshow PKB Mendengar bertajuk ‘Gus Imin Pilih Siapa’ di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).

Menurutnya, figur Cak Imin memiliki ideologi dan bisa membantu Prabowo dalam memenangkan Pilpres 2024 nanti.

“Karena itu Gerindra hanya butuh kekuatan dan figur yang ideologis, yang ketemunya value, bukan pragmatisme,” imbuhnya.

Syaiful menilai selama ini Prabowo selalu memilih figur pragmatis sebagai cawapres. Hal itu membuat Prabowo tidak bisa bersaing pada Pilpres 2014 dan 2019.

Berbekal dari pengalaman tersebut, Prabowo harus berani mengambil keputusan besar untuk menentukan sosok cawapres 2024.

“Saya meyakini Prabowo hanya akan menang kalau didampingi oleh sosok dan kekuatannya ideologis dan itu Gus Imin dan PKB,” tegasnya.

Tak hanya itu, ia pun sempat menyinggung perihal pernyataan Gus Dur jelang Pilpres 2009 saat Prabowo maju menjadi cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri.

“Saya ingat betul omongan Gus Dur, pak Prabowo anda akan jadi presiden di akhir usia Anda yang semakin tua. Ada satu alasan disampaikan oleh Gus Dur ketika ditanya (kenapa) Prabowo (bisa menjadi) presiden, karena prabowo punya sifat yang ikhlas,” imbuh dia.

“Menurut saya tidak cukup disitu, kalau orang ikhlas harus ketemu orang yang baik. Dan Gus Imin adalah orang yang baik dalam konteks ini,” sambungnya.

Huda pun menyebut sosok Cak Imin adalah orang baik yang sangat fokus terhadap dunia pendidikan khususnya pondok pesantren. Selain itu, Cak Imin juga besar dalam lingkungan masyarakat nahdliyin.

“Tidak ada kebutuhan investasi dan membesarkan perusahaan apa, tidak ada. Jadi sekali lagi kalau orang bersifat ikhlas baru akan jadi (presiden), kalau ketemu dengan orang baik, menurut saya Gus Imin dan PKB,” tutup Huda.

Back to top button