News

Pimpinan Jemaah Aolia Ngaku Telepon Allah, Haedar Nashir: Perlu Diajak Dialog


Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara soal polemik pernyataan pimpinan jemaah Aolia di Gunungkidul yang mengaku menelepon Allah SWT dalam penetapan 1 Syawal 1445 H.

Ia mengimbau agar masyarakat mengedepankan toleransi dan dialog dalam menanggapi persoalan ini. “Di Gunungkidul dan di tempat lain juga ada yang berbeda, ya kita toleran saja terhadap perbedaan itu,” kata Haedar di Yogyakarta, dikutip Minggu (7/4/2024).

Meski mengedepankan toleransi dalam perbedaan, Haedar mengatakan, jika ada perbedaan yang terlalu jauh dari dasar ketentuan, tentu perlu diajak dialog. Dialog bisa melibatkan tokoh setempat, pihak terkait, hingga ormas keagamaan.

“Dan kalau terlalu jauh dari dasar-dasar ketentuan ya nanti perlu diajak dialog, perlu diajak dialog. Kalau ada masalah entah itu menyangkut keagamaan, sosial, coba kedepankan dialog,” ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menegaskan kehebohan pernyataan pimpinan jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, yang mengaku menelepon Allah SWT dalam menetapkan 1 Syawal 1445 H adalah pernyataan yang keliru.

Ace meminta hal ini segera ditindaklanjuti, jangan sampai pernyataan tersebut diikuti jemaah Aolia lainnya.  “Seharusnya tokoh agama tidak bicara seperti itu, apalagi ucapannya diikuti dan dipercayai pengikutnya di Masjid Aolia, Gunungkidul, Yogyakarta,” ujarnya di Jakarta, dikutip Minggu (7/4/2024)

Ia mendesak pemerintah segera melakukan pembinaan terhadap jemaah Aolia. Ace juga mengingat publik untuk jangan asal bicara, demi menjaga suasana kondusif jelang lebaran.

Diketahui viral di media sosial sebuah video yang menampilkan pernyataan pimpinan jemaah Aolia viral di media sosial lantaran menetapkan 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024).

Pernyataan itu viral bukan karena mereka merayakan Lebaran di hari Jumat, tetapi karena ada pengakuan bahwa penetapan Lebaran itu atas perintah Allah SWT.

“Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala, Ya Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, 1 Syawal kapan, Allah Taala hadirko, tanggal 5 Jumat, lah makanya kalau disalahkan orang bagaimana, ya nggak apa-apa urusannya gusti Allah,” ucap orang tersebut menggunakan bahasa Jawa dalam video viral itu.

Belakangan sosok tersebut diketahui adalah imam jemaah Aolia di Gunungkidul, KH Ibnu Hajar Pranolo atau yang kerap disapa Mbah Benu mengklarifikasi. Ia mengaku menelepon Allah hanya istilah semata.

Mbah Benu lalu mengatakan bahwa istilah tersebut adalah perjalanan spiritualnya selama ini dalam memeluk agama Islam. Dia juga turut meminta maaf jika perkataannya menyinggung banyak pihak.

“Terkait pernyataan saya tadi pagi (Jumat 5/4/2024) tentang istilah menelepon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu sebenarnya hanya istilah,” kata Mbah Benu dalam video, Sabtu (6/4/2024)

“Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih,” ucapnya lagi.

Back to top button