News

Pilot Militer AS Nekat Bakar Diri, Protes Invasi ke Gaza


Aoron Bushnell, seorang anggota aktif angkatan udara Amerika Serikat membakar dirinya di depan kedutaan besar Israel di Washington, DC, Minggu (25/2/2024). Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap perang di Gaza. 

Mungkin anda suka

Api kemudian dipadamkan oleh anggota Dinas Rahasia. Kemudian pria tersebut dilarikan ke rumah sakit setempat karena “cedera kritis yang mengancam jiwa,” kata Departemen Layanan Medis Darurat dan Pemadam Kebakaran DC.

Beberapa laporan yang mengutip siaran langsung kejadian itu mengatakan, pilot militer itu meneriakkan “Bebaskan Palestina” sambil membakar diri.

Washington Post mengutip juru bicara Angkatan Udara, Rose M Riley, yang membenarkan, seorang penerbang aktif terlibat dalam insiden hari ini.

Dalam video yang disiarkan langsung oleh platform Twich yang kemudian dihapus, pria itu disebut mengatakan, tidak akan lagi terlibat dalam genosida, mengacu pada pembunuhan oleh Israel di Gaza sejak Oktober 2023. “Saya akan melakukan aksi protes ekstrem,” ujar Bushnell.

Sementara pihak berwenang mengatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Sebelumnya pada Desember, seorang pria membakar dirinya di depan Konsulat Israel di Atlanta, Georgia sebagai protes atas serangan Israel di Gaza.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 29.690 orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan bahan kebutuhan, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh.

Menurut PBB, perang tersebut menyebabkan 85 persen penduduk di wilayah itu mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur rusak atau hancur.

Mengenai gugatan genosida di Mahkamah Internasional, pengadilan sudah mengeluarkan keputusan sementara pada Januari 2024 yang memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan di Gaza. 
 

Back to top button