Market

Pernah Ditegur BPK, PT PGN Kirim Tujuh Cargo LNG ke China


PT Perusahaan Gas Negara Tbk melakukan pengiriman pertama untuk tujuh kargo Internasional LNG atau setara 64 BBTUD dengan tujuan pembeli dari China yakni CNTIC pada 9 Februari 2024 lalu.

Direktur Utama PGN Arief S. Handoko mengatakan, LNG kargo internasional PGN tersebut berasal dari supply Petronas Bintulu. Pengiriman ini menjadi realisasi ekspansi bisnis global dan diversifikasi bisnis PGN untuk masuk ke dalam bisnis LNG internasional, dengan memiliki portofolio penjualan energi tingkat global.

“LNG penting bagi rantai supply yang dimiliki PGN dan diharapkan menjadi penggerak revenue dari bisnis LNG internasional pada tahun 2024,” kata Arief dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024).

Dia mengatakan bisnis LNG Internasional dengan tujuan negara China ini telah dijajaki sejak 2020-2021 bersama penjual dan pembeli, hingga akhirnya mencapai kesepakatan bersama untuk realisasi pengiriman LNG tahun ini.

Dalam prosesnya, lanjut Arief, perseroan telah berkomunikasi secara intensif baik dengan LNG supplier serta potensial buyer. Di samping itu, market intelligence juga dilakukan untuk pemasaran dan penetrasi LNG baik skala regional maupun global.

“Kerja sama ini memberikan benefit bagi PGN untuk penciptaan milestone (batu loncatan) penting dalam bisnis LNG global, sehingga menimbulkan awareness (kepedulian) dan kehadiran dari PGN kepada para pemain LNG skala global. Selain itu, PGN menambah networking untuk menjalin hubungan baik dengan international player,” katanya lagi.

Dia mengatakan perhitungan bisnis dan prinsip good corporate governance dilaksanakan dengan prudent agar upaya PGN memasuki pasar global memiliki dampak perekonomian ke perusahaan dan negara. Serta memberikan prioritas gas bumi untuk pemenuhan energi dalam negeri, sehingga perekonomian dan ketahanan energi bisa tercapai.

“Diversifikasi bisnis LNG internasional di PGN didorong oleh pertumbuhan demand LNG di beberapa negara termasuk China. Potensi untuk pasar global cukup menarik, mengingat LNG memiliki keunggulan jika dibandingkan gas pipa,” ungkapnya.

Ia menambahkan LNG dapat diangkut dalam jarak jauh dan disalurkan ke pusat-pusat permintaan dalam waktu yang relatif lebih cepat, serta dapat diperdagangkan di pasar terbuka. PGN memanfaatkan keunggulan ini dengan kapabilitas LNG portofolio untuk menjadi LNG Player tingkat internasional. 

Seperti diketahui pada awal Desember 2023 lalu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyoroti pemberian uang muka atau advance payment perikatan perjanjian jual beli gas (PJBG) sebesar US$15 juta setara dengan Rp232,42 miliar (asumsi kurs Rp15.495 per dolar AS) yang berisiko membebani keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) atau Subholding Gas Pertamina ini.

BPK memeriksa sisa uang muka yang telah disetor PGN sebesar USD14,1 juta setara dengan Rp219,94 miliar berisiko tidak tertagih lantaran minimnya kajian mitigasi risiko yang dilakukan perusahaan gas perusahaan pelat merah tersebut.

Perikatan perjanjian itu berkaitan dengan PJBG untuk kerja sama penyaluran gas dari Lapangan BD-Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) dengan PT Inti Alasindo Energi (IAE).

 

Back to top button