Market

Perusahaan Arab Saudi Minati Produk Jamu Herbal Indonesia

Perusahaan Arab Saudi, yaitu Gulf Bird Trading Corporation (GBC), menyampaikan ketertarikannya untuk mengimpor produk jamu herbal Indonesia.

Hal tersebut mengemuka pada pertemuan bisnis antara Atase Perdagangan (Atdag) Riyadh Gunawan dengan Managing Director Gulf Bird Trading Corporation (GBC) Saud Fahad Al Saud di Riyadh, Arab Saudi, baru-baru ini.

Pertemuan bisnis tersebut merupakan upaya yang dilakukan Atdag Riyadh dalam mencari peluang untuk memperluas pasar produk herbal Indonesia di Arah Saudi.

“Dari hasil pertemuan bisnis, GBC berminat menjadi importir jamu herbal dari Indonesia. Saat ini, GBC menyuplai lebih dari 90 persen apotek di wilayah Arab Saudi yang mencapai lebih dari 2.000 cabang. Dengan banyaknya apotek yang disuplai GBC, diharapkan produk jamu herbal Indonesia akan semakin digemari dan dikenal masyarakat Arab Saudi,” kata Gunawan dalam siaran resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (24/5/2023).

Menurut Gunawan, produk jamu herbal Indonesia makin diminati di pasar Arab Saudi karena masyarakatnya menggemari pengobatan dengan metode herbal tanpa mengesampingkan pengobatan dengan obat kimia. Arab Saudi juga merupakan asal mula sistem pengobatan herbal ala Nabi.

Arab Saudi mengimpor produk sejenis dari seluruh dunia pada 2022 sebesar US$3,45 miliar, pada 2021 sebesar US$3,35 miliar, dan pada 2020 sebesar US$3,36 miliar.

“Nilai ini tumbuh tiga persen dalam tiga tahun terakhir. Artinya, pasar di Arab Saudi sangat besar dan Indonesia berpotensi untuk terus meningkatkan ekspor produk farmasi dan tidak terbatas pada produk herbal saja,” jelas Gunawan.

Negara pemasok obat-obatan ke Arab Saudi adalah Jerman, AS, Prancis, Irlandia, Denmark, Swiss, Swedia, Inggris, Italia, dan Belgia. Adapun Indonesia merupakan negara pemasok obat herbal ke Arab Saudi di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Back to top button