News

‘Paspor’ Al-Zaytun, Shodaqoh Pengampunan Dosa dan Harta Panji Gumilang

Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun bisa disebut seperti negara dalam negara, seluruh karyawan dan santri diberikan sebuah buku ‘paspor’ oleh Panji Gumilang sebagai akses keluar dan masuk wilayah ponpes.

Pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang sedang jadi sorotan publik karena kontroversinya beberapa waktu belakangan ini. Mulai dari memperbolehkan wanita di shaf depan saat salat, mengaku sebagai komunis hingga menyatakan Alquran sebagai kalam Nabi Muhammad SAW.

Sontak sederet kontroversi itu menimbulkan pandangan bahwa pondok pesantren yang berada di kecamatan Gantar, Indramayu Jawa Barat ini menganut ajaran sesat. Selain cara pandang akidah yang melenceng, santer juga dikabarkan bahwa Panji kerap menerapkan peraturan yang aneh di Al-Zaytun.

Adapun rumor soal deretan aturan aneh yang tersebar, di antaranya, santri dilarang untuk mengenakan sarung di sekitar pondok pesantren. Ponpes Al Zaytun justru menyuruh para santrinya untuk menggunakan pakaian yang formal layaknya—maaf—umat nasrani yang ingin beribadah ke gereja, menggunakan jas dan celana bahan. Hal ini sempat bikin geger dunia maya karena ada video di TikTok dari seseorang yang mengaku eks anggota Negara Islam Indonesia (NII) yang menyebarkan soal aturan pakaian salat di Al-Zaytun.

Selain soal pakaian untuk salat, ada juga rumor bahwa diperbolehkannya santri berzina asalkan membayar sejumlah denda pengakuan dosa, yang dilabeli dengan kata ‘shodaqoh’ agar dimaafkan perbuatannya.

Muhammad Ikhsan, alumni angkatan kedua Al-Zaytun, kepada Inilah.com mengatakan, benar adanya soal kebijakan shodaqoh sebagai denda terhadap santri yang melanggar aturan. Namun ia ragu dengan pelanggaran berat seperti zina, sebab sepengalamannya jadi santri selama enam tahun belum ada pengampunan kesalahan sebesar itu dengan membayar shodaqoh.

“Saya ini pengurus pelajar di angkatan saya, jadi tahu betul. Untuk pegangan tangan saja sudah disebut zina, kalau sudah kasus berat pasti melibatkan orang tua santri,” ujar dia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023) sore.

Sepengetahuannya, kebijakan aneh yang diterapkan adalah soal target penggalangan dana yang diperintahkan Panji untuk membiayai ponpes. Adapun cara penggalangan dana dengan melakukan membuat banyak yayasan yatim piatu dan pembangunan masjid.

Kemudian, tutur dia, tim yang bertanggung jawab akan menyebarkan kotak amal ke sejumlah mini market dan gerai ATM. Ada juga yang diterjunkan ke SPBU dan lokasi publik lainnya, dengan membuka booth sumbangan.

“Sulit untuk membedakan mana yang asli dan palsu, modusnya bikin banyak yayasan. Bilang bikin masjid di wilayah A, atau wilayah B, tapi itu semua bohong. Semua disetor ke Panji,” ungkap dia.

Tentu tidak adil bila kita menelan bulat-bulat semua rumor yang beredar. Untuk keberimbangan pemberitaan, Inilah.com mencoba menyambangi Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). Tepat pukul 07:30 WIB tim tiba di gerbang sisi selatan Ponpes. Sesampainya di sana, pihak keamanan tidak memperbolehkan tim masuk.

Gerbang Al Zaytun - inilah.com
Gerbang utara (pintu utama) Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. (Foto: Dok. Inilah.com).

Sempat terjadi negosiasi, dengan alasan ingin memberikan surat resmi untuk permintaan wawancara dengan Panji Gumilang atau juru bicaranya. Setelah negosiasi, tim diarahkan menuju gerbang utara, yang jaraknya sekitar 8 kilometer.

Sesampainya di gerbang utara, lagi-lagi tim tidak bisa masuk karena lokasi sudah dijaga ketat oleh pihak kepolisian dan kawat berduri. Mengingat di hari itu juga terjadi aksi demonstrasi lanjutan para warga Indramayu yang memprotes segala kontroversi Panji Gumilang.

Keesokan harinya, Jumat (23/6/2023) pukul 07:00 WIB, tim kembali ke lokasi. Sesampainya di gerbang utara, tim kembali diberhentikan oleh petugas keamanan. Sempat terjadi sedikit perdebatan agar tim bisa masuk ke kawasan ponpes dan bertemu dengan pihak berwenang.

Kemudian muncul karyawan bernama Nakam, ia mengaku sebagai penanggung jawab penerimaan surat menyurat. Ia pun meminta agar surat itu diserahkan kepadanya, sembari berjanji akan menyampaikan langsung ke asisten pribadi Panji Gumilang. “Tidak bisa mas, serahkan ke saya nanti saya hubungi kalau sudah ada repsons dari Syekh Panji,” ujarnya kepada Inilah.com.

Guna mencari titik terang soal sederet kontroversi dan aturan aneh Panji, Inilah.com, mencoba mengorek informasi dari aparat desa Mekarjaya, tempat wilayah ponpes itu berdiri. Lurah Mekarjaya Rudiyanto pun menyarankan untuk menemui salah seorang bekas karyawan sekaligus sopir Panji.

Namun demi alasan keamanan, Rudiyanto meminta agar identitas orang tersebut dirahasiakan. Sebab yang bersangkutan pernah mendapat teror dari pihak ponpes, karena membocorkan aktivitas di dalam.

“Saya kasih alamatnya, beliau tahu banyak karena sudah ikut Panji dari tahun 1996 sampai 2019. Tapi tolong dirahasiakan namanya,” pinta dia kepada Inilah.com, di Balai Desa Mekarjaya, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023).

Tak begitu sulit menemukan rumah pria berusia 56 tahun itu. Sambutannya begitu hangat, dan ia menyanggupi permintaan wawancara asalkan identitasnya dirahasiakan.

Banyak hal yang ia ungkapkan, mulai dari klarifikasi soal skandal perselingkuhan, sosok bekingan Panji, hingga hal-hal lain yang tentunya belum pas dijabarkan ditulisan ini, sebab klarifikasi beliau kurang disertai bukti kuat.

Namun ia membeberkan bahwa ada aturan ketat bagi semua karyawan dan santri yang berada di kawasan ponpes. Ada sistem administrasi seperti keimigrasian bila karyawan atau santri yang ingin keluar dan masuk ponpes.

Paspor Al Zaytun - inilah.com
Paspor Al Zaytun (Foto: okezone)

Setiap santri dan karyawan harus menunjukkan Buku Izin Tinggal (BIT) jika ingin masuk atau meninggalkan ponpes. Serta diwajibkan juga memberikan keterangan keperluan serta kapan waktu akan kembali ke ponpes.

Bentuk bukunya, persis mirip paspor, berwarna coklat pada sisi sampul depan dan belakang. Di bagian dalam juga demikian mirip seperti paspor. Halaman pertama memuat foto, dan biodata lengkap pemilik buku. Halaman-halaman berikutnya, hanyalah kertas yang dipenuhi stempel tanda keluar atau masuk, lengkap dengan keterangan hari dan jam keluar atau masuknya. Yang unik di sampul belakang tercantum logo Bank Century.

“Ini Mas paspornya, jangan difoto nanti identitas saya ketahuan. Kenapa mas? Aneh ya ada logo Bank Century. Memang Panji itu salah satu nasabah prioritasnya, bahkan Robert Tantular pernah berkunjung mas ke sini,” ungkap dia, sembari menyeruput kopi hitam.

Selain pemberlakuan paspor, tutur dia, Al-Zaytun memang menerapkan aturan shodaqoh untuk pengampunan dosa. Besaran shodaqoh tidak ditentukan dari awal, melainkan disandingkan dengan tingkat kesalahannya.

“Kalau kesalahannya berat tentu shodaqohnya juga mahal. Kalau shodaqohnya tidak mampu, ya dianggap utang dan harus dilunasi secepatnya. Kalau tidak ya kesalahannya diungkit lagi, dan bisa dapat hukuman berat,” bebernya.

Soal benar atau tidaknya diperbolehkan santri berzina ia tidak bisa berkomentar, karena menurutnya urusan zina harus dibuktikan dengan tangkap basah. Tapi ia tak menampik bahwa ada saja oknum karyawan atau santri yang berbuat hal tercela itu, karena memang di sekitar lokasi ponpes ada banyak lokalisasi dan hiburan malam.

“Ya kalau oknum pasti ada, keluar gerbang utara saja sudah banyak tempat karaoke esek-esek mas. Jaraknya tidak sampai 200 meter dari gerbang,” tutur dia.

Aneh sejak keluar penjara

Mantan pendiri Ponpes Al-Zaytun, Imam Supriyanto membuka ‘tabir’ soal Panji Gumilang. Pria yang akrab disapa Mbah Imam ini sempat mengungkap tabiat Panji sebelum ‘salah kaprah’ seperti sekarang ini.

Lewat wawancaranya bersama salah satu stasiun televisi swasta, Mbah Imam mengungkap perubahan Panji Gumilang yang begitu drastis bermula ketika Panji baru saja menghirup udara segar pasca dijebloskan ke penjara.

Sebelumnya, Panji tersangkut dalam kasus pemalsuan dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) pada tahun 2015. Pasca bebas, Panji mulai menunjukkan perubahan yang mengarah ke hal negatif,

“Dulu dia (Panji Gumilang) lurus-lurus aja sebelum akhirnya dipenjara tahun 2015. Setelah itu, dia keluar (dari penjara) dan baru hal aneh-aneh itu keluar,” kata Mbah Imam pada Rabu (21/6/2023).

Panji bahkan sempat mengungkap ingin berkunjung ke Tel Aviv, Israel.  Mbah Iman mengatakan, Panji berniat menjalin hubungan dengan orang Israel.

“Dia memang pengen menjalin hubungan dengan orang Israel. Bahkan, dia sudah komunikasi dengan direktur sekolah di sana itu. Dia sangat ingin berkunjung ke Tel Aviv,” beber Mbah Imam.

Tak sampai di situ, Mbah Imam juga menyebut adanya dugaan penggelapan uang yang dilakukan oleh Panji. Uang senilai Rp1,9 miliar milik pesantren, kata Mbah Imam, sempat dipakai Panji dan tidak dikembalikan hingga kini. “Dulu dia pernah pakai uang Rp1,9 miliar kalau enggak salah. Itu juga enggak dikembalikan lagi ke pesantren. Itu uang pesantren soalnya,” ungkap Mbah Imam.

Ia juga menambahkan bahwa Panji sering kali memanfaatkan jabatan sebagai pimpinan Ponpes untuk mendapatkan uang tambahan pribadi. Uang yang didapatkan dari iuran anggota Ponpes, kata Imam, membuat Panji bergelimangan harta. “Sekarang dia kaya raya, mobilnya saja Jaguar dan Land Cruiser. Rumahnya ada di Lippo dan berbagai harta lainnya,” ujarnya.

Mbah Imam juga menyebutkan bahwa Panji sering melelang barang dari Ponpes Al-Zaytun demi mendapatkan uang lagi. Hal itu dilakukan setiap Panji mengalami masalah keuangan.

“Panji juga ngeliat kalau sekarang Al-Zaytun kesulitan uang. Tidak bisa membayar cicilan atau sebagainya, yang udah masuk sesi, terus dilelang sama dia,” tutur Mbah Imam.

Back to top button