Market

Pasca Munas Bali, Petani Sawit Tak Ingin Gapki Terbelah

Terkait memanasnya suasana Munas ke-XI Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang menetapkan Eddy Martono sebagai ketua umum anyar, sangat disayangkan petani yang tergabung dalam Apkasindo. Apalagi kalau benar-benar terbelah.

“Gapki adalah harapan kami, petani sawit dalam mewujudkan cita-cita sawit Indonesia berkelanjutan. Jadi enggaklah, jangan ada perpecahan. Semuanya kan bisa didiskusikan,” ungkap Gulat Manurung, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Jakarta, Jumat (10/3/2023).

Dia menilai, baik Eddy Martono maupun Dwi Sutoro adalah putra terbaik Indonesia. Keduanya punya integritas dan komitmen untuk memajukan industri sawit merah putih. Sangat disayangkan apabila terjadi perpecahan.

“Bagi kami siapapun Ketum Gapki, tidak ada masalah. Yang penting benar-benar punya komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan banyaknya masalah di sektor perkelapasawitan nasional. Sekali lagi,
Kami petani sangat mewanti-wanti jangan sampai terpecah Gapki,” ungkapnya.

kalau pun muncul organisasi atau asosiasi sektor sawit baru, Gulat berharap, bukan akibat ketidakpuasan hasil munas Gapki ke-XI yang berlangsung di Bali. “Namun karena keinginan besar untuk merangkul lebih dari 2.000 korporasi sawit di Indonesia,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia, baru 719 korporasi yang menjadi anggota Gapki. Sehingga masih ada alternatif bagi korporasi yang belum masuk Gapki, untuk masuk. “Ke depan, kami berharap Gapki menjadi penerbit sertifikasi kompetensi korporasi sawit. Seperti halnya, IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Jadi, semua profile korporasi bisa cepat mendapatkannya dari induk organisasi,” pungkasnya.

Kekhawatiran Gulat akan pecahnya Gapki, rasanya tak berlebihan. Dalam Munas ke-XI Gapki di The Anvaya Beach Resort Bali, Jumat malam (10/3/2023), menetapkan Eddy Martono sebagai Ketua Umum Gapki periode 2023-2028.

Dia terpilih secara aklamasi, mengalahkan Dwi Sutoro, Ketua bidang Agro Industri Gapki yang juga Direktur Pemasaran Holding PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) yang menjadi saingan beratnya.

Hanya saja, saat berlangsungnya munas, ada preseden buruk. Kubu Dwi yakni Holding PTPN meninggalkan gelanggang munas alias walk out. Diikuti perusahaan sawit swasta, yakni Paya Pinang Group dan KLK Group.

Aksi ini, ditengarai adanya upaya untuk mendongkel dwi dari bursa Ketum Gapki, melalui aturan pemilihan.

Back to top button